Mempelajari Ilmu-Ilmu Sosial Dan Disiplin Ilmu di Dalamnya

Pada Minggu, Mei 04, 2014


Fakta dan konsep dalam pembelajaran IPS

Sahabat Abdima,
Secara umum kita mungkin hanya tahu bahwa ilmu pengetahuan itu hanya dibedakan menjadi dua atau tiga kelompok yakni ilmu-ilmu alam, ilmu-ilmu sosial, dan ilmu-ilmu humaniora. Dalam zaman kuno, di Yunani, di samping filsafat hanya ada empat ilmu lainnya yakni logika, ilmu pasti, ilmu pesawat, dan kedokteran. Kebanyakan ilmu yang dibeda-bedakan pada zaman sekarang ini berasal dari zaman renaisans dan sesudahnya.

Menurut Hamersma (2008 : 23-24) zaman sekarang ini ilmu juga dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yakni pertama, ilmu-ilmu formal seperti logika dan matematika; kedua, ilmu-il mu empiris formal, misalnya ilmu alam, ilmu hayati, dan sebagainya; dan yang ketiga adalah ilmu-ilmu hermeneutis, misalnya Sejarah dan Ilmu Ekonomi. Apapun dasar pengelompokannya, dalam esai ini hanya akan disoroti keberadaan ilmu-ilmu sosial untuk membeda kannya dengan ilmu pengetahuan sosial (IPS). 

Ilmu-ilmu sosial (social sciences) merupakan bagian dari ilmu-ilmu kemanusiaan (human sciences). Ilmu-ilmu ini sering diperlawankan dengan ilmu pasti dan ilmu alam. Secara umum, ilmu-ilmu sosial dapat didefinisi kan sebagai ilmu-ilmu pengetahuan empiris (dari bahasa Yunani “empiria”yang berarti “pengalaman”) yang mempelajari manusia dalam segala aspek hidupnya, atau yang mempelajari perilaku dan berbagai kegiatan dalam kehidupan bersama. Misalnya ciri-ciri khasnya, perilakunya baik secara perseorangan maupun secara berkelompok, aspek-aspek kejiwaannya, kebudayaannya, aspek-aspek hidup bernegara atau beragama, dan sebagainya. Jadi yang membedakan berbagai ilmu sosial yang satu dengan ilmu sosial yang lain adalah pendekatan, bukan masalah pokoknya.

Disiplin yang sering dimasukkan dalam ilmu-ilmu sosial pada umumnya adalah Sosiologi, Antropologi, Sejarah, Geografi, Ilmu Politik, Ekonomi, dan Psikologi. Namun demikian perlu dicatat bahwa memasukkan geografi, sejarah, ekonomi, psikologi, dan politik dalam ilmu sosial masih bisa diperdebatkan. Geografi misalnya, apakah termasuk ilmu sosial ataukah ilmu alam? Demikian pula sejarah, apakah termasuk ilmu sosial ataukah ilmu humaniora?

Semua ilmu sosial sebenarnya mengajukan pertanyaan yang tidak sama mengenai tingkah laku sosial. Fokusnya terletak pada perbedaan atau ketidaksamaan keteraturan tingkah laku, sampai pada prinsip-prinsip tentang bagaimana menjelaskan perilaku yang tidak sama itu. Sebagai contoh ekonomiwan hanya berminat membahas pola tingkah laku masyarakat sebagai hasil dari usaha para warganya mengalokasikan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan secara rasional. Psikologiwan menganalisis bagaimana ciri-ciri kepribadian atau organisme manusia berkembang dan melahirkan pola-pola perilaku tertentu. Sedangkan sosiologiwan tertarik dengan keteraturan tingkah laku yang ditampilkan oleh keadaan sosial tempat mereka berada, dan bukan karena ciri-ciri psikologi individu atau putusan ekonomi yang rasional.

Secara kasar dapat dikatakan bahwa ilmu-ilmu sosial baru muncul abad ke-19 (Hoselitz, 1965 : 7-25; Verhak dan Imam, 1997 : 66-67). Sudah barang tentu akar-akarnya sudah dapat ditemukan pada masa kuno. Pada masa-masa perkembangannya, ilmu-ilmu sosial berusaha meniru begitu saja cara kerja ilmu-ilmu alam yang memang mampu mendorong kemajuan zaman secara amat signifikan.

Demikian artikel mengenai Mempelajari Ilmu-ilmu Sosial Dan Disiplin Ilmu di Dalamnya, semoga ada manfaatnya._Abdi Madrasah

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »