Sahabat Abdima,
Masih dalam suasana Dirgahayu Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama ke-71 Tahun 2017 sekaligus menanggapi sebuah pertanyaan yang beberapa waktu lalu telah dilemparkan oleh situs Abdima (Abdi Madrasah) melalui laman Facebook resminya terkait peringatan HAB Kemenag yakni Sebagai Guru Madrasah, apa makna HAB Kemenag menurut pendapat saudara?
Melalui kiriman artikel yang merupakan catatan sederhana ini, perkenankan saya menanggapi pertanyaan tersebut diatas, meskipun apa yang menjadi pandangan saya ini bukan mengarah kepada makna HAB Kemenag menurut guru Madrasah akan tetapi lebih tepatnya sebuah pandangan atau harapan seorang guru madrasah terkait perayaan atau peringatan HAB Kemenag.
(Camelia W : Guru MI Baiturrahman Gubeng Surabaya) |
Menurut saya, peringatan HAB Kemenag hendaknya dijadikan sebagai momentum untuk kembali memasyarakatkan semboyan “Ikhlas Beramal” dengan pemahaman yang lebih mendalam yaitu kerja ikhlas (nilai religius), kerja keras (fisik), kerja cerdas (intelektual), kerja mawas (emosional), kerja tuntas (manajemen), kerja selaras (tim), kerja kualitas (profesional), dan kerja welas (sosial).
Untuk mewujudkan nilai-nilai “Ikhlas Beramal” perlu adanya perubahan pola pikir (mindsetting), yang selama ini menjatuhkan dan menjadikan bobroknya Kementerian Agama yang dengan sinis melontarkan tuduhan yang menyakitkan, sarangnya korupsi. Untuk menangkis semuanya itu, perlu komitmen dan dukungan moral pada pegawai untuk selalu menampilkan yang terbaik.
Diperlukan pula adanya kerja sama dengan lembaga-lembaga yang membina SDM, apakah perguruan tinggi atau diklat sebagai penjaminan mutu pegawai, pendidik, penyuluh, penghulu dan sebagainya. Dengan mengamalkan nilai-nilai “Ikhlas Beramal” bagi seluruh aparatur, maka Hari amal Bakti akan lebih memperbaiki citra Kementerian Agama dan memperoleh kejayaannya.
Setiap tahun kita memperingati Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama yang diselenggarakan setiap tanggal 3 Januari, dan lahir tepat setahun setelah Kemerdekaan Republik Indonesia, hal ini menandakan bahwa kehadiran Kemenag sangat diperlukan oleh masyarakat. Oleh karena itu sebagai bagian dari komunitas Kemenag harus senantiasa menjunjung tinggi komitmen dan loyalitas serta dedikasi untuk mengemban amanah yang diberikan kepada kita sekalian untuk mendarmabhaktikan segala potensi dan kreatifitas kita untuk kepentingan kementerian ini.
Kaitanya dengan Guru Madrasah, pemahaman akan semboyan “Ikhlas Beramal” dan penanaman nilai-nilai “Ikhlas Beramal” juga hendaknya perlu digelorakan kembali agar jangan sampai para guru Madrasah kehilangan ruh dan jati diri yang sejak dulu melekat pada diri seorang guru Madrasah yakni jiwa iklas mengabdi, Iklas berbahakti, dan senantiasa ikhlas berjuang karena dalam rangka Lii'la i kalimatillahi.
Menurut saya hal tersebut sangatlah diperlukan bagi para guru Madrasah saat ini, ditengah semakin semakin meningkatnya tuntutan profesi, ditengah meningkatnya kesejahteraan dengan berbagai tunjangan sebagai konsekwensi logis sebuah profesi, sekali lagi jangan sampai guru Madrasah kehilangan jati diri.
Rasa Ikhlas dan semangat perjuangan para guru madrasah juga harus mendapat apresiasi dari pemerintah dalam hal ini kementerian agama dengan terus memikirkan dan mengupayakan kesejahteraan mereka, memberikan dan memberikan kemudahan dalam pelayanan hak-hak guru Madrasah, semisal pemberkasan tunjangan sertifikasi yang lebih simpel, pencairan tunjangan profesi tepat waktu, tidak ada istilah terhutang dan yang tidak kalah penting mempermudah dan menfasilitasi para guru madrasah dalam senantiasa mengembangakan diri mereka agar benar-benar mampu menjadi guru profesianal sehingga larinya sudah barang tentu kepada peningkatan mutu pendidikan pada Madrasah.
Demikian catatan sederhana saya sebagai pandangan atas peringatan HAB Kemenag, dimana hendaknya menjadi Momentum Untuk Kembali Pada Ikhlas Beramal Dan Guru Madrasah sejati, banyak salah dan kekurangan dalam pandangan saya diatas oleh karenanya dengan hormat agar sahabat Abdima dapat memaafkan dan memakluminya._Abdi Madrasah