Mari Meneladani, Lebih dari Sekedar Memperingati

Pada Selasa, November 20, 2018


Anta Syamsun – Anta Badrun
Anta nurun fauqo nuri
Anta iksiru wa gholi
Anta mishbahus-Sururi

Syair diatas akhir-akhir ini mungkin lebih sering kita dengar, diMasjid, Mushola, Madrasah dan di berbagai Majlis ta’lim mengumandangkan puji-pujian dengan dengan berbagai syair berbahasa Arab. Sosok Nabi Muhammad SAW memang luar biasa, setiap saat namanya disebut dengan penuh keagungan di seluruh belahan dunia apalagi dibulan Rabi’ul Awal seperti saat ini.

Nabi Muhammad adalah sosok multitalenta yang menguasai hampir semua bidang, Dr. Muhammad Syafi’I Antonio dalam bukunya Muhammad super leader super manager menggambarkan sosok Muhammad yang mampu member teladan dalam semua aspek kehidupan, sebagai kepala rumah tangga, pemimpin umat, kepala Negara, pemimpin militer, praktisi ekonomi, pemimpin peradaban dan lain lainya.

Mari Meneladani, Lebih dari Sekedar Memperingati

“ Shollu ‘ala Nabi Muhammad “
Semangat umat mengumandangkan sholawat, membaca barzanji, apalagi saat bertepatan dengan bulan Maulid Nabi seperti ini hendaknya bukan semata-mata hanya ingin Nguri-uri tradisi, tetapi lebih dari itu didalam bacaan itu penuh dengan syair dan kisah yang mempunyai nilai moralitas tinggi, jika kita semua bersedia belajar dan memahami teks maulidiyah yang yang kita baca dan mengamalkanya tentu kita semua akan dapat meneladani Nabi sehingga dalam kehidupan di dunia ini kita semua akan berjalan pada rel kehidupan yang benar, yang bisa mengantarkan kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat.

Untuk dapat meneladani Nabi Muhammad SAW. dalam kehidupan kita sehari-hari, tentunya kita, umat Islam, harus mengetahui terlebih dahulu apa saja sifat-sifat yang dimiliki oleh beliau dan bagaimana perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Nabi Muhammad Saw adalah : 
  • Shiddiq, yang berarti jujur. Nabi dan Rasul selalu jujur dalam perkataan dan perilakunya dan mustahil akan berbuat yang sebaliknya, yakni berdusta, munafik, dan yang semisalnya. 
  • Amanah, yang berarti dapat dipercaya dalam kata dan perbuatannya. Nabi dan Rasul selalu amanah dalam segala tindakannya, seperti menghakimi, memutuskan perkara, menerima dan menyampaikan wahyu, serta mustahil akan berperilaku yang sebaliknya. 
  • Tabligh, yang berarti menyampaikan. Nabi dan Rasul selalu menyampaikan apa saja yang diterimanya dari Allah (wahyu) kepada umat manusia dan mustahil Nabi dan Rasul menyembunyikan wahyu yang diterimanya. 
  • Fathanah, yang berarti cerdas atau pandai. Semua Nabi dan Rasul cerdas dan selalu mampu berfikir jernih sehingga dapat mengatasi semua permasalahan yang dihadapinya. Tidak ada satupun Nabi dan Rasul yang bodoh, mengingat tugasnya yang begitu berat dan penuh tantangan. 
Di samping empat sifat di atas, nabi dan rasul tidak pernah berbuat dosa atau maksiat kepada Allah (ma’shum).Sebagai manusia bisa saja Nabi berbuat salah dan lupa, namun lupa dan kesalahannya selalu mendapat teguran dari Allah sehingga akhirnya dapat berjalan sesuai dengan kehendak Allah.

Di samping memiliki sifat-sifat seperti di atas, Nabi Muhammad SAW juga dikenal dengan sebutan al-amin, yang berarti selalu dapat dipercaya. Gelar ini diperoleh Muhammad sejak maih usia belia. Dalam kesehariannya Muhammad belum pernah berbohong dan merugikan orang-orang di sekitarnya.

Dalam salah satu bukunya yang berjudul " Ar-Rasul Muhammad SAW ",Sa’id Hawwa (2002: 164-186) memerinci keluhuran budi Rasulullah SAW yang sangat patut diteladani oleh umat Islam.Sa’id Hawwa menguraikan moralitas Nabi dalam hal kesabarannya, kasih sayangnya baik terhadap keluarga maupun umatnya, kemurahan hatinya, kedermawanannya, kerendahan hatinya, serta kesahajaannya.

Moralitas Nabi inilah yang patut diteladani dan diterapkan dalam kehidupan umat Islam sehari-hari. Meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW. seperti di atas tidaklah gampang dan membutuhkan proses yang panjang. Dengan modal cinta dan taat kepadanya, kita akan mampu meneladaninya dalam kehidupan kita sehari-hari. Meneladani beliau secara sempurna jelas tidak mungkin, karena beliau digambarkan sebagai insan kamil (manusia sempurna) yang tidak ada bandingnya. Namun demikian, kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk meneladani sifat dan perilaku beliau, apapun hasilnya.

Demikian artikel mengenai Mari Meneladani, lebih dari sekedar Memperingati, Akhirnya semoga Allah Subhanahu wa ta’ala senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kita senantiasa diberi kekuatan dan bimbingan untuk berusaha meneladi akhlaq Nabi kita, Nabi Muhammad SAW, Amiin._AI

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »