Arah Angin Sedang Menuju Madrasah

On Selasa, Januari 10, 2017

Sahabat Abdima,
Prestasi akademik yang dicapai anak madrasah saat ini tidak lepas dari kebijakan yang diterapkan oleh Kementerian Agama. Sejak awal mereka harus memilih antara sains, vokasi, atau keagamaan murni. Konsep madrasah yang baru itu didukung dengan program ma’had (asrama), sehingga bidang keagamaan ditanamkan sebagai fondasi. Jam pelajaran di sekolah lebih efektif dan efisien.

Salah seorang yang berperan penting membawa madrasah ke era persaingan bebas adalah direktur pada Direktorat Pendidikan Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof. Dr. Phil M. Nur Kholis Setiawan MA. Beliau peraih gelar Doktor phil Oriental and Islamic Studies dari Universitas Bonn, Jerman ini mengungkapkan pemikirannya.
Berikut ini petikannya :

Arah Angin Sedang Menuju Madrasah

Bagaimana kondisi madrasah saat ini?
Salah satu masalah utama yang awalnya kita hadapi pada awalnya adalah animo masyarakat yang makin hari makin rendah terhadap madrasah. Sekarang ini citra madrasah sudah bisa dinaikkan di berbagai daerah sehingga peminatnya tinggi. Saya ambil contoh di dekat Manado, Sulawesi Utara, ada Madrasah Ibtidaiyah Negeri jumlah siswanya diatas 2000. Sulit sekali mencari sekolah dasar yang jumlah siswanya sebanyak itu. Saya sendiri kaget. Madrasah yang ada diperkotaan apalagi, yang antre ribuan. Saya melihat masyarakat sudah punya pandangan yang berbeda terhadap madrasah.

Bagaimana citranya dibanding sekolah umum?
Kalau saya melihat data-data saat ini anak-anak madrasah telah berhasil meraih prestasi di semua bidang. Dalam lima tahun terakhir peningkatannya semakin luar biasa. Tidak hanya soal akademik, namun juga hal-hal non-akademik seperti olahraga, marching band, maupun semi-akademik seperti robotik.

Untuk membuat madrasah kompetitif bersaing dengan sekolah umum, di lingkup madrasah sendiri kami menggelar event-event bertaraf nasional. Misalnya saja Ajang Kompetisi Seni dan Olah Raga Madrasah (AKSIOMA) dan juga Kompetisi Sains Madrasah (KSM).

Mengapa hal ini tidak dilakukan dari dulu?
Saat ini kebijakan pemerintah sudah berpihak sepenuhnya. Madrasah sudah dilihat sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Kalau dulu masih terdiskriminasi dalam berbagai hal. Contoh kecil saja, kalau ada ajang Olimpiade Sains Nasional anak madrasah tidak boleh ikut. Tetapi dari segi pendanaan masih terdiskriminasi. Kalau sekolah umum dibantu pusat dan daerah, misalnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan itu menggunakan strategi pendanaan otonomi daerah. Tetapi madrasah masih disangga secara vertikal saja oleh Kemenag.

Penilaian madrasah dalam akreditasi bagaimana?
Saat ini setengah jumlah madrasah yang sudah terakreditasi, levelnya B. Sisanya terakreditasi A dan C masing-masing 25%. Yang kita prioritaskan saat ini menaikkan yang dari C ke B. Sementara yang belum terakreditasi masih 15% dan kami berkomitmen untuk segera menyelesaikan, tetapi kami juga harus mengukur kemampuan karena lagi-lagi tantangan untuk madrasah swasta banyak di sarana dan prasarana. Katakanlah anggaran pemerintah untuk akreditasi dalam setahun 4% dalam skema APBN, maka target itu realistis dapat dicapai paling cepat dalam empat tahun. Hal ini tidak hanya bergantung Kemenag saja karena 94% madrasah itu milik masyarakat, hanya 6% saja yang milik pemerintah.

Maka sifat pemerintah hanya memberi stimulan saja dengan supervisi yang diperlukan. Untuk itu kami punya komitmen untuk melakukan bantuan dan pendampingan. Kalau madrasah negeri tentu semua sudah terakreditasi.

Bagaimana cara membuat anak madrasah sepintar anak SMA favorit?
Saat ini kami buat tiga kelompok besar madrasah. Pertama, madrasah akademik yang memilih spesialisasi bidang sains. Kedua, madrasah vokasi yang memiliki potensi keterampilan atau kejuruan. Ketiga, madrasah yang khusus untuk kajian keislaman. Dengan tiga segmen itu, kurikulum mereka tidak bisa lagi dan mereka siap diadu head to head dengan sekolah umum yang setara. Untuk madrasah vokasi kami sesuaikan dengan potensi lokal yang ada. Contohnya di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, ada madrasah perikanan karena di sana potensi lautnya besar.

Orientasinya kemana tipe-tipe itu?
Tipe pertama jelas dididik untuk ilmuwan. Tipe kedua output-nya ya tenaga kerja. Sedangkan tipe ketiga kami persiapkan untuk ulama. Hasil akhir itu tidak tercapai dalam satu atau dua tahun mendatang tetapi butuh proses panjang. Kami ingin setidaknya ada garis demarkasi yang jelas dan regulasi yang jelas untuk pengembangan tiga tipologi itu dengan sama-sama berkarakter religius kuat.

Apa yang masih menjadi PR besar saat ini?
Sumberdaya guru dan sarana prasarana. Dari 813.595 guru madrasah, yang statusnya pegawai negeri sipil hanya 16%. Yang bukan pegawai negeri itu terkadang sulit diukur kompetensinya. Dengan pengembangan madrasah saat ini kami tidak butuh lagi guru agama, tapi yang kami butuhkan guru-guru sains dan guru-guru kejuruan.

Demikian ungkapan pemikiran Direktur Pendidikan Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof. Dr. Phil. H. M. Nur Kholis Setiawan, MA. yang kami salin dari Laporan Utama Majalah Pendidikan Islam Edisi 7 dengan Judul Arah Angin Sedang Menuju Madrasah. Semoga informasi ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita terkait pengembangan dan kemajuan Madrasah._Abdi Madrasah

Silabus Kurikulum 2013 SD/MI Edisi Revisi 2016

On Senin, Januari 09, 2017

Sahabat Abdima,
Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum 2013 di SD/MI dari Kelas I sampai dengan Kelas VI dilaksanakan sebagai pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran dengan pendekatan tematik ini mencakup beberapa kompetensi mata pelajaran yaitu : PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Sedangkan mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti tidak termasuk mata pelajaran dalam tematik.

Pembelajaran tematik dilaksanakan di semua kelas di SD baik di kelas I-III (kelas rendah) maupun kelas IV–VI (kelas tinggi). Di kelas rendah belum ada mata pelajaran IPA dan IPS yang berdiri sendiri namun muatan IPA dan IPS diintegrasikan ke dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

Silabus Kurikulum 2013 SD/MI Edisi Revisi 2016

Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Penentuan tema yang dijadikan sebagai ide besar dari pembelajaran yang menghubungkan konsep dan kompetensi yang ingin dicapai oleh peserta didik.

Pendekatan ini dimaksudkan agar peserta didik tidak belajar secara parsial sehingga pembelajaran dapat memberikan makna yang utuh pada peserta didik seperti yang tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Tema yang pilih sedapat mungkin didekatkan dengan hal-hal yang dialami peserta didik.

Silabus tematik yang dikembangkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan merupakan suatu model, satuan pendidikan dapat mengembangkan silabus tematik dengan mengambil tema yang disesuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan. Satuan pendidikan juga dapat langsung menggunakan model silabus ini atau dapat juga dengan mengadaptasi sesuai karakteristik satuan pendidikan.

Silabus Tematik SD/MI disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya.

Bagi sahabat Abdima yang membutuhkan Silabus Tematik Terpadu Kurikulum 2013 SD/MI Edisi Revisi 2016 Silahkan download DISINI

Silabus Tematik Terpadu SD/MI telah disusun oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan sebagai acuan dalam menyusun perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan di sekolah/Madrasah. Namun demikian, bagi guru yang ingin menyusun sendiri pembelajaran tematik terpadu, Pusat Kurikulum dan Perbukuan juga telah menyusun Silabus Per Mata Pelajaran pada SD/MI agar dapat digunakan oleh guru sebagai acuan dalam penyusunan.

Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapainnya (measurable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik.

Silabus Per Mata Pelajaran pada SD/MI ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi keungulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.

Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran.

Bagi sahabat Abdima yang membutuhkan Silabus Per Mata Pelajaran Kurikulum 2013 SD/MI Edisi Revisi 2016 Silahkan download DISINI


Evolusi Madrasah Di Zaman Yang Berubah

On Sabtu, Januari 07, 2017

Sahabat Abdima,
Tepuk tangan riuh bergema di studio MetroTV di Jakarta, penghujung November lalu. Ratusan penonton yang hadir di studio berdecak kagum saat tiga siswa madrasah ditampilkan ke atas stage untuk menceritakan pengalamannya memenangi lomba event-event bergengsi. Para juara muda itu adalah, Alin Azkannuha (14), Dafa Maheswara Wiryawan (17), dan Ayatul Marifah (17).

Azkannuha yang akrab dipanggil Azka adalah pemenang Lomba Penelitian Ilmiah Remaja tingkat SLTP yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Bersama dua temannya, Nasim dan Faqih, remaja yang telah hafidz al-Qur’an itu mempersembahkan sebuah alat penetralisir karbon asap rokok menjadi oksigen.

Evolusi Madrasah Di Zaman yang Berubah

Karya aplikatif ini dibuat di sela-sela kesibukannya menghafal al-Qur’an dan bersekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Tahfidz Yanbuul Quran Kudus, Jawa Tengah. “Alat ini kami namakan Tifanter Twenty Five yang bisa diimplementasikan di smooking area,” jelas Azka yang telah menghafal komplit 30 juz.

Jagoan lain yang tampil di Metro TV saat itu adalah Dafa Maheswara Wiryawan dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta. Siswa kelas 10 ini sudah lebih dari sepuluh kali menjadi juara di berbagai event nasional maupun dunia. Terakhir, Dafa meraih medali perak di International Youth Robot Competition 2016 di Daejon, Korea Selatan, Agustus lalu. Ia menang dalam katagori coding mission creative robot mengalahkan para peserta dari 15 negara termasuk Israel, Russia, Tiongkok, Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.

Yang ketiga, Ayatul Ma’rifah, tidak kalah hebat. Siswi cantik dari Madrasah Aliyah (MA) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta ini adalah penulis dan peneliti belia. Ia pernah menyabet berbagai gelar juara dalam lomba karya ilmiah, di antaranya di Universitas Andalas Padang, Universitas Atmajaya Jakarta, dan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Gadis asal Magelang ini juga juara penulisan esai tingkat nasional yang atas tissu, beberapa detik kemudian terjadi reaksi. Jika makanan mengandung formalin maka tissu akan berubah menjadi pink dan jika mengandung boraks, maka tissu akan berwarna biru keunguan,” terangnya.

Penampilan anak-anak itu tentu saja membuat banyak penonton kagum. Cara mereka berpakaian, bertingkah laku, dan tutur bahasanya menciptakan kesan cerdas, sopan, dan saleh. Tepuk tangan sambung menyambung di sela-sela testimoni mereka.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang mendampingi mereka di acara itu mengaku bangga dengan prestasi yang mereka raih. Berbagai prestasi anak madrasah, menurut Menag, berimplikasi menaikkan citra madrasah di mata publik. Pada lima tahun terakhir madrasah mengalami perkembangan amat pesat,” katanya. Menurutnya madrasah kini tidak lagi menjadi lembaga pendidikan alternatif, tapi menjadi pilihan utama orang tua. Untuk itu kementerian yang dipimpinnya terus mengucurkan program strategis guna lebih memajukan sekolah berciri khas Islam itu. Antara lain dengan penguatan infrastruktur, pembaruan kurikulum, dan penguatan kompetensi guru.

Berbagai ikhtiar tersebut tidak percuma apabila dilihat dari perkembangan madrasah dalam beberapa tahun terakhir. Setidaknya sejak tahun 2004, berbagai prestasi ditorehkan madrasah-madrasah dari penjuru nusantara dalam berbagai hal, mulai nilai ujian nasional tertinggi, olimpiade sains, karya ilmiah, olahraga, marching band, robotik, dan lain-lain.

Pemberitaan media massa tentang prestasi anak madrasah saat ini bukan barang langka seperti zaman dahulu. Di ajang internasional, yang dahulu hanya konsumsi sekolah umum bonafid, kini tak lepas dari andil anak madrasah. Belum lama ini, di gelaran International Youth Robot Competition 2016 Korea, para siswa madrasah mendominasi perwakilan Indonesia.

Sejumlah nama berhasil membawa pulang medali. Syahrozad Zalfa Nadia, dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pembangunan UIN Jakarta memborong empat medali dalam kategori coding mission, steem mission, dan creative design. Secara kelompok, madrasah Pembangunan UIN Jakarta juga meraih medali untuk tim “Mesin Cap Batik Otomatis”. Pada event internasional sebelumnya di Malaysia, madrasah ini meraih empat penghargaan dalam Asian Robotic Championship 2016 di Kuala Lumpur.

Di Singapura International Math Olympiad Challenge (SIMOC) 2016, lima siswa madrasah lainnya berhasil menorehkan prestasi. Yang lebih mengagumkan, mereka adalah anak-anak madrasah “udik” dari MA Mathalibul Huda Jepara, dan MA Abadiyah Pati. Padahal SIMOC merupakan event global bergengsi untuk kelas 2 (primary 2) hingga kelas 10 (secondary 4) yang diikuti tak kurang dari 700 peserta dari 15 negara termasuk Hong Kong, India, Uzbekistan, Bulgaria, Tiongkok, dan Rusia.

Di event nasional madrasah juga tak kalah moncer dengan SMA. Olimpiade Sains Nasional kini sudah merupakan ladang medali bagi anak-anak madrasah,dengan jumlah penghargaan tidak terhitung lagi banyaknya.

Kejayaan mereka bahkan merambah bidang-bidang yang jauh dari basis awal madrasah. Olimpiade Teknologi Ilmu Komputer Nasional yang diselenggarakan oleh Komunitas Guru TIK (KogTIK) 2016 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan belum lama ini banyak medalinya jatuh ke tangan Madarah Aliyah Negeri 3 Jakarta, Madrasah Aliyah Negeri 2 Palembang, dan MTsN Pamulang. Mata lombanya antara lain membuat games, design web, bloging, robotik, menggambar digital, membuat film pendek, dan project based learning.

Fakta-fakta bahwa secara masif berbagai madrasah di tanah air unjuk gigi adalah menggembirakan. Direktur Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kemenag Prof. Dr. Nur Kholish Setiawan MA. mengaku surprised dengan evolusi yang dicapai madrasah. Kreativitas dan inovasi membuat madrasah tampil beda dan mendapatkan rekognisi dari masyarakat,” ujarnya. “Prestasi ini harus kita pertahankan dan tingkatkan,”  tambahnya. OSN yang dulunya langganan anak SMA kini telah banyak direbut anak madrasah.

Tahun ini sebanyak 52 siswa Madrasah Aliyah dari berbagai provinsi di Indonesia menjadi bagian dari 408 peserta Olimpiade Sains Nasional. Mereka lolos dalam seleksi ketat yang terdiri atas sembilan bidang keilmuan, yaitu matematika, fisika, kimia, informatika/komputer, biologi, astronomi, ekonomi, dan Geografi.

Mereka berasal dari MAN Insan Cendekia Serpong, MAN IC Gorontalo, MAN IC Jambi, MAN IC Ogan Komering Ilir, MAN 3 Malang, MAN 4 DKI Jakarta, MA Muallimin Jogjakarta, MA Amatullah Surabaya, MAN 1 Jogjakarta, MAN 1 Lampung Tengah, MAN 2 Payakumbuh, MA Mareku Maluku, MA Darul Mursyid Sumut, MA Husnul Khotimah Jabar, dan MAN Fakfak, Papua Barat.

Demikian mengenai Evolusi Madrasah Di Zaman Yang Berubah, semoga madrasah lebih baik dan semakin lebih baik._Abdi Madrasah

Buku Kurikulum 2013 Kelas 4 SD/MI Semester 2 Edisi Revisi Tahun 2016

On Jumat, Januari 06, 2017

Sahabat Abdima,
Buku Kurikulum 2013 Kelas 4 SD/MI telah mengalami revisi pada tahun 2014 dan pada tahun 2016 buku kurikulum 2013 ini mengalami revisi kembali. Revisi dilakukan berdasarkan perbaikan dari para ahli dan masyarakat yang tuntas pada akhir Oktober 2015 dan buku ini digunakan pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.

Buku Kurikulum 2013 Kelas 4 SD/MI Semester 2 Edisi Revisi Tahun 2016

Buku Guru
Untuk Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 4 SD/MI Semester 2 Edisi Revisi Tahun 2016 Sedikit Berbeda dengan Buku Guru sebelumnya, dimana pada edisi revisi tahun 2016 ini Buku Guru tidak lagi dilengkapi dengan KI 1 dan KI 2 kecuali untuk PPKn.

Hal tersebut dilakukan atas saran dari kemendikbud, meski demikian dalam kesehariannya guru tetap melakukan proses pengamatan perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik. Silahkan download Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 4 SD/MI Semester 2 Edisi Revisi Tahun 2016 pada tautan dibawah ini :
Buku Siswa
Untuk Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 4 SD/MI Semester 1 Edisi Revisi Tahun 2016 juga terdapat perbedaan dengan Buku Siswa sebelumnya, dimana pada edisi revisi tahun 2016 ini tidak dilengkapi dengan lembar latihan. Hal tersebut dilakukan agar guru dapat lebih memaksimalkan kegiatan dan latihan-latihan sepanjang kandungan buku siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan bukannya meloncat langsung pada latihan-latihan penyelesaian soal.
Jika diperlukan, guru juga dapat berkreasi sendiri membuat soal-soal latihan-latihan dan bahan-bahan penilaian yang diperlukan, yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Silahkan download Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 4 SD/MI Semester 2 Edisi Revisi Tahun 2016 pada tautan dibawah ini :
Bagi rekan-rekan guru Madrasah yang membutuhkan Buku Kurikulum 2013 Edisi Revisi Tahun 2016 silahkan buka tautan dibawah ini :
Demikian informasi sekaligus link download Buku Kurikulum 2013 Kelas 4 SD/MI Semester 2 Edisi Revisi Tahun 2016, selamat mendownload dan semoga informasi ini ada manfaatnya._Abdi Madrasah

Buku Kurikulum 2013 Kelas 1 SD/MI Semester 2 Edisi Revisi Tahun 2016

On Kamis, Januari 05, 2017

Sahabat Abdima,
Buku Kurikulum 2013 Kelas 1 SD/MI telah mengalami revisi pada tahun 2014 dan pada tahun 2016 buku kurikulum 2013 mengalami revisi kembali. Revisi dilakukan berdasarkan perbaikan dari para ahli dan masyarakat yang tuntas pada akhir Oktober 2015 dan buku ini digunakan mulai semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.

Buku Kurikulum 2013 Kelas 1 SD/MI Semester 2 Edisi Revisi Tahun 2016

Buku Guru
Untuk Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 1 SD/MI Semester 2 Edisi Revisi Tahun 2016 Sedikit Berbeda dengan Buku Guru sebelumnya, dimana pada edisi revisi tahun 2016 ini Buku Guru tidak lagi dilengkapi dengan KI 1 dan KI 2 kecuali untuk PPKn.

Hal tersebut dilakukan atas saran dari Kemendikbud, meski demikian dalam kesehariannya guru tetap melakukan proses pengamatan perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik. Silahkan download Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 1 SD/MI Semester 2 Edisi Revisi Tahun 2016 pada tautan dibawah ini :
Buku Siswa

Untuk Buku Guru Kurikulum 2013 Kelas 1 SD/MI Semester 2 Edisi Revisi Tahun 2016 juga terdapat perbedaan dengan Buku Siswa sebelumnya, dimana pada edisi revisi tahun 2016 ini tidak dilengkapi dengan lembar latihan. Hal tersebut dilakukan agar guru dapat lebih memaksimalkan kegiatan dan latihan-latihan sepanjang kandungan buku siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan bukannya meloncat langsung pada latihan-latihan penyelesaian soal.



Jika diperlukan, guru juga dapat berkreasi sendiri membuat soal-soal latihan-latihan dan bahan-bahan penilaian yang diperlukan, yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Silahkan download Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas 1 SD/MI Semester 2 Edisi Revisi Tahun 2016 pada tautan dibawah ini :

Bagi rekan-rekan guru Madrasah yang membutuhkan Buku Kurikulum 2013 Edisi Revisi Tahun 2016 silahkan buka tautan dibawah ini :
Demikian informasi sekaligus link download Buku Kurikulum 2013 Kelas 1 SD/MI Semester 2 Edisi Revisi Tahun 2016, selamat mendownload dan semoga informasi ini ada manfaatnya._Abdi Madrasah.

HAB Kemenag Momentum Untuk Kembali Pada Ikhlas Beramal Dan Guru Madrasah Sejati

On Selasa, Januari 03, 2017

Sahabat Abdima,
Masih dalam suasana Dirgahayu Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama ke-71 Tahun 2017 sekaligus menanggapi sebuah pertanyaan yang beberapa waktu lalu telah dilemparkan oleh situs Abdima (Abdi Madrasah) melalui laman Facebook resminya terkait peringatan HAB Kemenag yakni Sebagai Guru Madrasah, apa makna HAB Kemenag menurut pendapat saudara?

Melalui kiriman artikel yang merupakan catatan sederhana ini, perkenankan saya menanggapi pertanyaan tersebut diatas, meskipun apa yang menjadi pandangan saya ini bukan mengarah kepada makna HAB Kemenag menurut guru Madrasah akan tetapi lebih tepatnya sebuah pandangan atau harapan seorang guru madrasah terkait perayaan atau peringatan HAB Kemenag.

HAB Kemenag Momentum Untuk Kembali Pada Ikhlas Beramal Dan Guru Madrasah Sejati
(Camelia W : Guru MI Baiturrahman Gubeng Surabaya)

Menurut saya, peringatan HAB Kemenag hendaknya dijadikan sebagai momentum untuk kembali memasyarakatkan semboyan “Ikhlas Beramal” dengan pemahaman yang lebih mendalam yaitu kerja ikhlas (nilai religius), kerja keras (fisik), kerja cerdas (intelektual), kerja mawas (emosional), kerja tuntas (manajemen), kerja selaras (tim), kerja kualitas (profesional), dan kerja welas (sosial).

Untuk mewujudkan nilai-nilai “Ikhlas Beramal” perlu adanya perubahan pola pikir (mindsetting), yang selama ini menjatuhkan dan menjadikan bobroknya Kementerian Agama yang dengan sinis melontarkan tuduhan yang menyakitkan, sarangnya korupsi. Untuk menangkis semuanya itu, perlu komitmen dan dukungan moral pada pegawai untuk selalu menampilkan yang terbaik.

Diperlukan pula adanya kerja sama dengan lembaga-lembaga yang membina SDM, apakah perguruan tinggi atau diklat sebagai penjaminan mutu pegawai, pendidik, penyuluh, penghulu dan sebagainya. Dengan mengamalkan nilai-nilai “Ikhlas Beramal” bagi seluruh aparatur, maka Hari amal Bakti akan lebih memperbaiki citra Kementerian Agama dan memperoleh kejayaannya.

Setiap tahun kita memperingati Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama yang diselenggarakan setiap tanggal 3 Januari, dan lahir tepat setahun setelah Kemerdekaan Republik Indonesia, hal ini menandakan bahwa kehadiran Kemenag sangat diperlukan oleh masyarakat. Oleh karena itu sebagai bagian dari komunitas Kemenag harus senantiasa menjunjung tinggi komitmen dan loyalitas serta dedikasi untuk mengemban amanah yang diberikan kepada kita sekalian untuk mendarmabhaktikan segala potensi dan kreatifitas kita untuk kepentingan kementerian ini.

Kaitanya dengan Guru Madrasah, pemahaman akan semboyan “Ikhlas Beramal” dan penanaman nilai-nilai “Ikhlas Beramal” juga hendaknya perlu digelorakan kembali agar jangan sampai para guru Madrasah kehilangan ruh dan jati diri yang sejak dulu melekat pada diri seorang guru Madrasah yakni jiwa iklas mengabdi, Iklas berbahakti, dan senantiasa ikhlas berjuang karena dalam rangka Lii'la i kalimatillahi.

Menurut saya hal tersebut sangatlah diperlukan bagi para guru Madrasah saat ini, ditengah semakin semakin meningkatnya tuntutan profesi, ditengah meningkatnya kesejahteraan dengan berbagai tunjangan sebagai konsekwensi logis sebuah profesi, sekali lagi jangan sampai guru Madrasah kehilangan jati diri.

Rasa Ikhlas dan semangat perjuangan para guru madrasah juga harus mendapat apresiasi dari pemerintah dalam hal ini kementerian agama dengan terus memikirkan dan mengupayakan kesejahteraan mereka, memberikan dan memberikan kemudahan dalam pelayanan hak-hak guru Madrasah, semisal pemberkasan tunjangan sertifikasi yang lebih simpel, pencairan tunjangan profesi tepat waktu, tidak ada istilah terhutang dan yang tidak kalah penting mempermudah dan menfasilitasi para guru madrasah dalam senantiasa mengembangakan diri mereka agar benar-benar mampu menjadi guru profesianal sehingga larinya sudah barang tentu kepada peningkatan mutu pendidikan pada Madrasah.

Demikian catatan sederhana saya sebagai pandangan atas peringatan HAB Kemenag, dimana hendaknya menjadi Momentum Untuk Kembali Pada Ikhlas Beramal Dan Guru Madrasah sejati, banyak salah dan kekurangan dalam pandangan saya diatas oleh karenanya dengan hormat agar sahabat Abdima dapat memaafkan dan memakluminya._Abdi Madrasah

Sudut Pandang Guru Madrasah Dalam Memaknai Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama

On Selasa, Januari 03, 2017

Sahabat Abdima,
Perayaan atau peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama sudah barang tentu bukanlah hal yang asing bagi kita insan madrasah karena kita semua tahu bahwa Madrasah merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional meskipun pengelolaannya tidak secara langsung pada Kementerian pendidikan Nasional melainkan pengelolaannya berada dibawah pembinaan Kementerian Agama.

Madrasah sebagai bagian dari Kementerian Agama, jadi sudah sewajarnya apabila Madrasah terlibat langsung dalam setiap perayaan HAB Kemenag, melaksanakan kegiatan sesuai dengan edaran peringatan HAB Kemenag dari pusat yang biasanya bentuk kegiatan tersebut kemudian telah di atur atau disusun oleh masing-masing Kemenag tingkat kabupaten/Kota.

Sudut Pandang Guru Madrasah Dalam Memaknai Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama

Berbicara mengenai HAB Kemenag, ada hal menarik yang sempat mengusik benak kami dari sudut pandang seorang guru madrasah. Kenapa menarik? Karena selama ini kami tidak pernah berfikir mengenai makna tersebut, lebih sering kami hanya siap melaksanakan segala kagiatan yang telah di instruksikan untuk mengikutinya, misalkan mengikuti berbagi ajang perlombaan, jalan sehat, khotmil qur'an, upacara dan lain sebagainya.

Oleh karenanya kami coba sejenak berfikir apa sebenarnya makna HAB Kemenag dari sudut pandang kami sebagai guru Madrasah. Kami memaknai peringatan HAB Kemenag sebagai sebuah penghargaan atas sejarah berdirinya Kementerian Agama, bagaimana perjuangan kementerian ini dalam mengupayakan pendidikan keagamaan di indonesia dan bagaimana terus menerus berusaha meningkatkan mutu madrasah. Oleh karenanya sebagai guru madrasah kiranya perlu memperingati hal tersebut karena Madrasah menjadi bagian didalamnya.

Selain sebagai wujud penghargaan, bagi kami pada setiap peringatan HAB Kemenag selalu memunculkan sebuah harapan akan adanya perubahan kearah lebih baik pada tata kelola Kemenag yang berhubungan dengan pendidikan terutama menyangkut pengelolaan pendidikan pada Madrasah, baik dari segi penataan kurikulum Madrasah, bantuan guna pemenuhan standar fasilitas madrasah, pelatihan dan kesejahteraan guru, dan lain sebagainya.

Mungkin hanya sebagaimana kami tulis diatas kami sebagai guru madrasah dalam memaknai HAB Kemenag, pendapat diatas murni dari pendapat kami pribadi jadi sangat mungkin pendapat tersebut tidak sama dengan pendapat guru madrasah lainya dalam memaknai peringatan HAB Kemenag.

Bagi rekan-rekan guru Madrasah yang ingin berpendapat terkait Sudut pandang Guru Madrasah Memaknai Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama silahkan tulis pendapat rekan-rekan pada kolom komentar menggunakan akun fb masing-masing, tidak ada batasan dalam berpendapat yang terpenting berpendapatlah selayaknya pendapat seorang guru madrasah.

Demikian sekedar ungkapan perasaan mengenai Sudut pandang Guru Madrasah Dalam Memaknai Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agamasemoga ada manfaatnya dan terimakasih jika berkenan menuliskan pendapat pada kolom komentar._Abdi Madrasah

Sambutan Menteri Agama Pada Peringatan Hari Amal Bakti Ke-71 Kementerian Agama RI Tahun 2017

On Senin, Januari 02, 2017

Sahabat Abdima,
Tujuh puluh satu tahun yang lalu, Kamis 3 Januari 1946 bertepatan dengan 29 Muharam 1364 Hijriyah, Kementerian Agama secara resmi berdiri dan pemerintah mengangkat Menteri Agama yang pertama almarhum Haji Mohammad Rasjidi. Oleh karenanya maka setiap tanggal 3 januari diperingati sebagai hari kelahiran kementerian Agama atau yang disebut sebagai Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya bahwa salah satu kegiatan yang bersifat wajib pada setiap memperingati HAB kementerian Agama adalah adanya kegiatan upacara diseluruh satuan kerja Kementerian Agama Pusat maupun daerah. Dan berikut dibawah ini Sambutan Menteri Agama Pada Peringatan Hari Amal Bakti Ke-71 Kementerian Agama RI Tahun 2017.


SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI
PADA UPACARA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI
KEMENTERIAN AGAMA KE-71
JAKARTA, 3 JANUARI 2017

Assalamu'alaikum wr.wb.
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Yang saya hormati dan saya banggakan, Seluruh Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Kementerian Agama,
Hadirin, peserta upacara yang berbahagia,

Dengan memanjatkan doa syukur yang setinggi-tingginya ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, pada pagi hari ini, tanggal 3 Januari 2017, kita memperingati Hari Amal Bakti Ke-71 Kementerian Agama Republik Indonesia.

Tujuh puluh satu tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 3 Januari 1946, Pemerintah atas usul dari Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) membentuk Kementerian Agama dan mengangkat Menteri Agama yang pertama yaitu Haji Mohammad Rasjidi. Pembentukan Kementerian Agama merupakan peristiwa penting dan bersejarah bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara religius yang nasionalis.

Saudara-saudara sekalian,
Kita ketahui, agama tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bangsa dan negara kita. Semangat dan motivasi keagamaan adalah sumber kekuatan kita dalam meraih kemerdekaan, mempertahankan kedaulatan nasional, dan menjaga keutuhan NKRI. Agama mendapatkan kedudukan terhormat dalam tata kehidupan masyarakat, sehingga dijadikan sebagai salah satu sumber pembentukan hukum nasional. Agama menjadi ruh kehidupan kebangsaan kita sesuai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.

Salah satu pejuang kemerdekaan dan tokoh pendiri Republik Indonesia, Hadji Agus Salim, dalam tulisannya pada tahun 1950 berjudul "Kementerian Agama dalam Republik Indonesia", menjelaskan benang merah politik agama di Republik Indonesia yang berbeda dengan politik di masa kolonial. Menurutnya, jabatan dan tugas Kementerian Agama sungguh besar dan mulia karena sangat menentukan nasib bangsa ini. Kesatuan kebangsaan kita akan terpelihara secara kokoh dan tidak dapat dipecah belah amatlah tergantung pada kebijakan dan kecakapan aparatur Kementerian Agama.

Penegasan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai falsafah dasar kehidupan bernegara pada Pembukaan dan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 mengandung makna bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita senantiasa memerlukan tuntunan Tuhan. Prinsip fundamental tersebut mengamanatkan supaya ajaran dan nilainilai agama diperankan sebagai pemberi arah sekaligus mendasari kehidupan kebangsaan kita yang ber-motto Bhinneka Tunggal Ika.

Agama yang diyakini dan diamalkan oleh umatnya masing-masing harus menjadi unsur pembentuk Nation and Character Building bangsa Indonesia yang majemuk ini. Karena itu, seluruh umat beragama harus menyadari dan disadarkan bahwa nilai-nilai agama merupakan unsur perekat integrasi nasional. Dalam kaitan ini pula saya ingin mengingatkan, toleransi dan kerukunan bukan milik sesuatu golongan umat beragama semata, tetapi harus menjadi milik semua golongan dan berlaku untuk semua pemeluk agama. Saling menghormati dan saling menghargai identitas keyakinan antarumat beragama harus terus dijaga dalam upaya melindungi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Saudara-saudara sekalian,
Sejalan dengan tema Hari Amal Bakti Kementerian Agama ke-71 tahun 2017 yaitu "Bersih Melayani" dan motto "Lebih Dekat Melayani Umat", saya berharap peringatan ulang tahun Kementerian Agama ini semakin memperkuat komitmen kita semua terhadap integritas dan etos kerja sebagai pelayan masyarakat dan pengayom semua umat beragama.

Seluruh jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama harus senantiasa mengembangkan wawasan serta meningkatkan ketrampilan dan kesigapan dalam bertugas. Ego sektoral, sektarianisme, dan sejenisnya harus disingkirkan dari lingkungan kerja Kementerian Agama. Kita harus bersikap sebagai agamawan sekaligus negarawan yang menempatkan kepentingan umat dan bangsa di atas kepentingan pribadi dan kelompok. Di tengah cepatnya perubahan sosial dan pesatnya teknologi informasi, kita juga harus menjadi pelayan publik yang dapat diandalkan.

Kita bersyukur publik kini semakin menilai positif kinerja Kementerian Agama. Sebagian besar program telah mulai memenuhi harapan sehingga kinerja kita dianggap cukup baik dalam sejumlah survei. Indeks kepuasan jemaah haji terus naik, indeks kerukunan umat beragama juga masih tinggi, dan indeks reformasi birokrasi kita naik peringkat dari CC menjadi B yang berimplikasi naiknya tunjangan kinerja dari 40 menjadi 60 persen. Beberapa waktu lalu, kita juga mendapatkan sejumlah penghargaan seperti; penghargaan dari Presiden sebagai Penyedia Layanan BLU dengan Akses Terjangkau, dan Penghargaan dari Kemenkeu sebagai Kementerian dengan Kontribusi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) terbesar dalam APBN. Selain itu Kementerian Agama juga mendapatkan penghargaan ganda terkait ekonomi syariah, yaitu sebagai Pemrakarsa Proyek Infrastruktur Berbiaya Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan Investor Utama Sukuk Negara Domestik.

Tapi di sisi lain, Ombudsman Nasional menilai kita masih bertanda warna kuning atau belum begitu bagus dalam hal pemenuhan standar layanan publik. Kita juga turun predikat dari WTP menjadi WDP dalam audit keuangan oleh BPK. Pun masih ada keluhan-keluhan publik yang belum terselesaikan secara tuntas.

Terhadap kinerja kinerja positif, marilah bersyukur dan teruslah istiqomah (konsisten) dalam jalur yang baik. Sebaliknya, marilah segera kita benahi catatan-catatan negatif yang tersisa. Sebab itulah, kata "Bersih Melayani" yang merupakan tema HAB tahun lalu tetap dipertahankan. Harapannya, kita harus benar-benar bersih tanpa menyisakan sedikit pun noda. Hanya saja, tahun ini tema itu dilengkapi dengan motto "Lebih Dekat Melayani Umat" yang bermakna kita harus lebih peka mendeteksi aspirasi masyarakat, lebih sigap membereskan masalah, dan lebih cekatan memenuhi kebutuhan umat.

Wujud dari motto tersebut, tahun ini kita mulai membangun Pusat Layanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Melalui unit ini, kita berupaya mencapai standar mutu yang prima dalam melayani umat. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, segala proses perizinan, beasiswa, hingga bantuan sosial dilakukan secara lebih simpel, pasti, dan bebas pungli. Berbagai aplikasi manajemen yang menunjang kerja juga sedang dikembangkan demi tercapainya kinerja yang lebih baik. Selain itu, kita mencanangkan program-program baru sebagai respons atas situasi dan dinamika terkini terkait kehidupan beragama dalam masyarakat era digital.

Saudara-saudara sekalian,
Berbagai langkah baik tidak akan berjalan mulus tanpa sinergitas dan kebulatan hati. Saya berharap, 5 Nilai Budaya Kerja makin dijiwai dalam sanubari setiap kita, serta dilengkapi dengan semangat kerja sama yang apik. Insyaallah, hasilnya akan nampak nyata dan jadi berkah bagi kita semua. Inilah sesungguhnya hakikat dari bekerja dengan berlandaskan agama.

Sebagai ASN Kementerian Agama yang kerap dinilai punya keunggulan religiusitas dibanding ASN instansi lain, kita dituntut mengoptimalkan energi spiritual sebagai landasan kerja profesional. Sesuai kalimat "Ikhlas Beramal" pada logo Kementerian Agama, pengabdian pada masyarakat dan negara harus senantiasa diniatkan sebagai ibadah yang tulus. Artinya, selalu sadar bahwa kerja kita bukan saja dinilai oleh manusia, tapi juga diperhitungkan oleh Tuhan Yang Maha Mengetahui.

Demi menjaga ikatan agama dan bangsa di negara ini, kita harus menunjukkan bahwa kebaikan ajaran agama merupakan obor penerang bagi perbaikan kualitas manusia. Hal ini untuk menepis anggapan bahwa kemajuan sebuah instansi atau pemerintahan tak ada relevansinya dengan agama. Justru sebaliknya, reformasi birokrasi yang berorientasi pada tingginya peradaban masyarakat sesungguhnya adalah perwujudan nilai-nilai agama.

Dengan "Lebih Dekat Melayani Umat", kita akan lebih memahami apa yang mesti diperbuat untuk memperbaiki peradaban di negeri tercinta.

Hadirin sekalian,
Sebelum mengakhiri sambutan ini, saya berpesan kepada seluruh jajaran Kementerian Agama agar senantiasa menjaga marwah kementerian yang kita cintai sebagai organisasi yang sarat dengan nilai, kultur, dan tradisi baik.

Dalam kaitan ini, seluruh jajaran Kementerian Agama yang masih aktif perlu memelihara silaturrahim dengan para senior yang pernah menjabat di masa lampau. Generasi yang datang kemudian perlu belajar dari perjuangan dan pemikiran para pendahulu dan pandai menghargai jasa para senior yang telah memberikan kontribusinya kepada umat, bangsa, negara dan organisasi Kementerian Agama pada eranya masing-masing.

Demikian pesan dan harapan yang ingin saya sampaikan kepada saudara-saudara sekalian. Dirgahayu Kementerian Agama. Sekali Kementerian Agama tetap Kementerian Agama. Semoga Allah SWT,  Tuhan Yang Maha Kuasa, meridlai amal dan pengabdian kita.

Sekian dan terima kasih.
Wabillahi taufiq walhidayah,
Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq.
Wassalamu'alaikum wr.wb.

Jakarta, 3 Januari 2017
Menteri Agama RI

Lukman Hakim Saifuddin