Mari Meneladani, Lebih dari Sekedar Memperingati

On Selasa, November 20, 2018

Anta Syamsun – Anta Badrun
Anta nurun fauqo nuri
Anta iksiru wa gholi
Anta mishbahus-Sururi

Syair diatas akhir-akhir ini mungkin lebih sering kita dengar, diMasjid, Mushola, Madrasah dan di berbagai Majlis ta’lim mengumandangkan puji-pujian dengan dengan berbagai syair berbahasa Arab. Sosok Nabi Muhammad SAW memang luar biasa, setiap saat namanya disebut dengan penuh keagungan di seluruh belahan dunia apalagi dibulan Rabi’ul Awal seperti saat ini.

Nabi Muhammad adalah sosok multitalenta yang menguasai hampir semua bidang, Dr. Muhammad Syafi’I Antonio dalam bukunya Muhammad super leader super manager menggambarkan sosok Muhammad yang mampu member teladan dalam semua aspek kehidupan, sebagai kepala rumah tangga, pemimpin umat, kepala Negara, pemimpin militer, praktisi ekonomi, pemimpin peradaban dan lain lainya.

Mari Meneladani, Lebih dari Sekedar Memperingati

“ Shollu ‘ala Nabi Muhammad “
Semangat umat mengumandangkan sholawat, membaca barzanji, apalagi saat bertepatan dengan bulan Maulid Nabi seperti ini hendaknya bukan semata-mata hanya ingin Nguri-uri tradisi, tetapi lebih dari itu didalam bacaan itu penuh dengan syair dan kisah yang mempunyai nilai moralitas tinggi, jika kita semua bersedia belajar dan memahami teks maulidiyah yang yang kita baca dan mengamalkanya tentu kita semua akan dapat meneladani Nabi sehingga dalam kehidupan di dunia ini kita semua akan berjalan pada rel kehidupan yang benar, yang bisa mengantarkan kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat.

Untuk dapat meneladani Nabi Muhammad SAW. dalam kehidupan kita sehari-hari, tentunya kita, umat Islam, harus mengetahui terlebih dahulu apa saja sifat-sifat yang dimiliki oleh beliau dan bagaimana perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Nabi Muhammad Saw adalah : 
  • Shiddiq, yang berarti jujur. Nabi dan Rasul selalu jujur dalam perkataan dan perilakunya dan mustahil akan berbuat yang sebaliknya, yakni berdusta, munafik, dan yang semisalnya. 
  • Amanah, yang berarti dapat dipercaya dalam kata dan perbuatannya. Nabi dan Rasul selalu amanah dalam segala tindakannya, seperti menghakimi, memutuskan perkara, menerima dan menyampaikan wahyu, serta mustahil akan berperilaku yang sebaliknya. 
  • Tabligh, yang berarti menyampaikan. Nabi dan Rasul selalu menyampaikan apa saja yang diterimanya dari Allah (wahyu) kepada umat manusia dan mustahil Nabi dan Rasul menyembunyikan wahyu yang diterimanya. 
  • Fathanah, yang berarti cerdas atau pandai. Semua Nabi dan Rasul cerdas dan selalu mampu berfikir jernih sehingga dapat mengatasi semua permasalahan yang dihadapinya. Tidak ada satupun Nabi dan Rasul yang bodoh, mengingat tugasnya yang begitu berat dan penuh tantangan. 
Di samping empat sifat di atas, nabi dan rasul tidak pernah berbuat dosa atau maksiat kepada Allah (ma’shum).Sebagai manusia bisa saja Nabi berbuat salah dan lupa, namun lupa dan kesalahannya selalu mendapat teguran dari Allah sehingga akhirnya dapat berjalan sesuai dengan kehendak Allah.

Di samping memiliki sifat-sifat seperti di atas, Nabi Muhammad SAW juga dikenal dengan sebutan al-amin, yang berarti selalu dapat dipercaya. Gelar ini diperoleh Muhammad sejak maih usia belia. Dalam kesehariannya Muhammad belum pernah berbohong dan merugikan orang-orang di sekitarnya.

Dalam salah satu bukunya yang berjudul " Ar-Rasul Muhammad SAW ",Sa’id Hawwa (2002: 164-186) memerinci keluhuran budi Rasulullah SAW yang sangat patut diteladani oleh umat Islam.Sa’id Hawwa menguraikan moralitas Nabi dalam hal kesabarannya, kasih sayangnya baik terhadap keluarga maupun umatnya, kemurahan hatinya, kedermawanannya, kerendahan hatinya, serta kesahajaannya.

Moralitas Nabi inilah yang patut diteladani dan diterapkan dalam kehidupan umat Islam sehari-hari. Meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW. seperti di atas tidaklah gampang dan membutuhkan proses yang panjang. Dengan modal cinta dan taat kepadanya, kita akan mampu meneladaninya dalam kehidupan kita sehari-hari. Meneladani beliau secara sempurna jelas tidak mungkin, karena beliau digambarkan sebagai insan kamil (manusia sempurna) yang tidak ada bandingnya. Namun demikian, kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk meneladani sifat dan perilaku beliau, apapun hasilnya.

Demikian artikel mengenai Mari Meneladani, lebih dari sekedar Memperingati, Akhirnya semoga Allah Subhanahu wa ta’ala senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kita senantiasa diberi kekuatan dan bimbingan untuk berusaha meneladi akhlaq Nabi kita, Nabi Muhammad SAW, Amiin._AI

Abdi Madrasah Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriyah

On Sabtu, Juli 09, 2016

Sahabat Abdima,
Idul fitri bukan hanya merupakan puncak dari pelaksanaan ibadah puasa selama sebulan penuh pada bulan ramadhan. akan tetapi lebih dari pada itu Idul Fitri memiliki makna yang berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa itu sendiri yaitu manusia yang bertaqwa. Idul Fitri berarti kembali kepada asal kejadiannya yang suci dan mengikuti petunjuk Islam yang benar. Bagi ummat Islam yang telah lulus melaksanakan Ibadah puasa di Bulan Ramadhan akan diampuni dosanya sehingga menjadi suci kembali seperti bayi yang baru dilahirkan dari kandungan Ibunya.

Abdi Madrasah Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriyah

Pada masyarakat jawa hari raya Idul fitri juga disebut dengan istilah "Lebaran" dimana kata tersebut mengandung empat kata yang penuh makna yakni lebar-lebur-luber dan labur :
  • Lebar artinya kita akan bisa lebaran dari kemaksiatan;
  • Lebur artinya lebur dari dosa.;
  • Luber artinya luber dari pahala, luber dari keberkahan, luber dari rahmat Allah SWT.;
  • Labur artinya bersih sebab bagi orang yang benar-benar melaksanakan ibadah puasa, maka hati kita akan dilabur menjadi putih bersih tanpa dosa.
Oleh karena itu pada hari yang penuh makna ini kami selaku admin Web/Blog Abdi Madrasah (www.abdimadrasah.com) mengucapkan :
"Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H Minal 'Aidin Walfaizin Kullu 'Am Wa Antum Bikhoir, Taqobbalallahu Minna Wa Minkum"

Tak lupa dalam kebersamaan kita didunia maya selama ini, dalam hal kami menyampaikan informasi, dalam kami menjawab dan atau membalas komentar :
  • Jika ada tutur kata yang kurang berkenan dihati;
  • Jika ada informasi yang kurang memuaskan diri;
  • Jika ada inbox yang tidak mampu kami jawab karena diluar kemampuan kami;
  • Jika ada segudang kesalahan lainya selain diatas tadi
Dihari nan fitri ini kami selaku admin Web/Blog Abdi Madrasah (www.abdimadrasah.com) sebagai pribadi biasa, guru madrasah yang tak luput dari salah dan lupa, dengan penuh kerendahan hati seraya mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya kepada segenap sahabat Abdima semuanya dimanapun anda berada.

Semoga dengan berkah idul fitri ini kita semua mampu kembali pada naluri kemanusian yang murni, kembali pada keberagamaan yang lurus, dan kembali dari seluruh praktik busuk yang bertentangan dengan jiwa manusia yang masih suci. Kembali dari segala kepentingan duniawi yang tidak islami sehingga kita dapat meraih makna idul fitri Aamiin._Abdi Madrasah

Sains, Gerhana Matahari, Dan Tata Cara Shalat Gerhana

On Selasa, Maret 08, 2016

Sahabat Abdima,
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, tidaklah terjadi gerhana karena kematian seseorang, tidak pula karena kelahiranya, maka jika kalian melihat gerhana, berdo'alah kepada Allah, bertakbir, sholat dan bersedekah." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan data astronomis bahwa pada hari Rabu tanggal 9 Maret 2016 bertepatan tanggal 29 Jumadil Ula 1437 H, disebagian wilayah Indonesia akan terjadi Gerhana Matahari Total (GMT) dan disebagian yang lain akan terjadi Gerhana Matahari Sebagian (GMS).

Sains, Gerhana Matahari, Dan Tata Cara Shalat Gerhana

Gerhana Matahari Total (GMT) terjadi pada wilayah Palembang, Tanjung Pandan, Muko-muko, Palangkaraya, Balik Papan, dan Ternate. Sedangkan Gerhana Matahari Sebagian (GMS) akan terjadi pada wilayah Padang, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Kupang, Manado, dan Aceh.

Bagi kita, umat Islam disunahkan untuk menunaikan Shalat Gerhana Matahari (Kusuf) oleh karena itu Kementerian Agama menghimbau umat Islam untuk melaksanakan Shalat Sunnah Gerhana Matahari atau Shalat Kusuf.

Berikut dibawah ini Tata Cara Shalat Gerhana :
  1. Niat di dalam hati (saya niat shalat sunnah gerhana matahari/kusuf dua rakaat karena Allah Ta'ala);
  2. Takbiratul ihram;
  3. Baca do'a iftitah, berta'awudz, lalu baca Al-Fatihah dan surat yang panjang dengan tidak dikeraskan suaranya;
  4. Ruku' sambil memanjangkanya;
  5. Bangkit dari ruku' (i'tidal) sambil mengucapkan Sami'Allahu Liman Hamidah, Rabbana wa lakalhamd';
  6. Setelah i'tidal, membaca surat Al-Fatihah dan surat yang panjang (lebih singkat dari yang pertama);
  7. Ruku' kembali (lebih pendek dari ruku' sebelumnya);
  8. I'tidal;
  9. Sujud yang panjangnya sebagaimana ruku' lalu duduk diantara dua sujud dan sujud kembali;
  10. Bangkit dari sujud, lalu mengerjakan raka'at kedua sebagaimana raka'aat pertama (bacaan dan gerakanya lebih singkat dari sebelumnya);
  11. Tasyahud;
  12. Salam;
  13. Setelah salam, Imam menyampaikan khutbah kepada para jama'ah yang berisi anjuran berdzikir, berdo'a, beristigfar, sedekah, dan hal baik lainya.

Demikian mengenai Sains, Gerhana Matahari, Dan Tata Cara Shalat Gerhana, informasi ini bersumber dari Pusat Informasi dan Humas Kemenag RI, semoga ada manfaatnya._Abdi Madrasah

Abdi Madrasah Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H

On Minggu, Juli 19, 2015

Sahabat Abdima,
Setelah beberapa tahun terakhir ini teradi perbedaan pelaksanaan hari raya idul fitri dikarenakan perbedaan metode penentuanya, Alhamdulillah perayaan hari kemenangan tahun ini di Indonesia bisa dilaksanakan bersama-sama. Perayaan rutin setiap tahun ini menjadi momen sangat penting bagi umat islam setelah berpuasa selama sebulan pada bulan Ramadhan. Seluruh umat Islam merayakannya dengan suka dan cita, tak berbeda yang rajin puasa maupun yang hanya alakadarnya.

Dalam literatur-literatur Islam klasik, Idul Fitri disebut sebagai Idul Ashgar (hari raya yang kecil) sementara Idul Adhha adalah Idul Akbar (hari raya yang besar), umat Islam di Indonesia selalu terlihat lebih semarak merayakan Idul Fitri dibandingkan hari-hari besar lainnya, bahkan hari raya Idul Adha sekalipun. Momen Idul Fitri dirayakan dengan aneka ragam acara, dimulai dengan shalat Id berjamaah di Masjid bahkan di lapangan terbuka hingga halal bi halal antar keluarga yang kadang memanjang hingga akhir bulan Syawal.

Selamat hari Raya Idul Fitri

Oleh karena kesibukan pribadi pada hari pertama dan kedua idul fitri 1436 Hijriyah, dihari ketiga ini (Minggu 19 Juli 2015) kami selaku admin Web/Blog Abdi Madrasah (www.abdimadrasah.com) mengucapkan:
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1426 H Taqobbalallahu Minna Wa Minkum Minal 'Aidin Walfaizin Kullu 'Am Wa Antum Bikhoir
Tak lupa dalam kebersamaan kita selama ini, dalam kami memberikan informasi, dalam kami menjawab dan atau membalas komentar :
  • Jika ada tutur kata yang kurang berkenan dihati
  • Jika ada informasi yang kurang memuaskan diri
  • Jika ada inbox yang tidak mampu kami jawab karena diluar kemampuan kami
  • Jika ada segudang kesalahan lainya selain diatas tadi

Maka dihari nan fitri ini kami selaku admin Web/Blog Abdi Madrasah (www.abdimadrasah.com) sebagai pribadi biasa, guru madrasah yang tak luput dari salah dan lupa, dengan penuh kerendahan hati seraya mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya kepada segenap sahabat Abdima semuanya dimanapun anda berada.

Semoga dengan berkah idul fitri ini kita semua mampu kembali pada naluri kemanusian yang murni, kembali pada keberagamaan yang lurus, dan kembali dari seluruh praktik busuk yang bertentangan dengan jiwa manusia yang masih suci. Kembali dari segala kepentingan duniawi yang tidak islami sehingga kita dapat meraih makna idul fitri Aamiin._Abdi Madrasah

Mari Jadikan Lebaran Sebagai Hari Kemenangan Bukan Hari Penuh Beban

On Kamis, Juli 16, 2015

Sahabat Abdima,
Lebaran sebentar lagi bahkan bisa dibilang tinggal menghitung jam karena diperkirakan akan jatuh besok pagi (Jum'at 17 Juli 2015). Meski demikian kita tetap harus menunggu pengumuman pemerintah terkait penetapan 1 syawal 1436 Hijriyah yang menurut rencananya akan diumumkan petang nanti (Kamis, 16 Juli 2016).

Berbagai kesibukan dan persiapan telah terlihat dan dapat kita rasakan sejak beberapa hari ini, para perantau pulang kampung atau mudik agar dapat berlebaran dengan keluarga tercinta di kampung halaman. Pemerintah dan aparat kepolisian sibuk mempersiapkan infrastruktur dan pengamanan selama masa lebaran. Lebaran, adalah hari raya agama Islam yang paling besar dan disambut dengan suka cita oleh seluruh umat Islam. Tak jarang, perhatian, energi, dan biaya terkuras untuk menyambut lebaran.

Hari kemenangan

Di Indonesia, lebaran bukan hanya dimaknai sebagai aktivitas ritual semata, tetapi sebagai aktivitas sosial. antara lain, sebagai sarana silaturahmi dan sarana saling berbagi kebahagiaan dimana biasanya para pemudik memberikan “THR” kepada keluarganya. Dari sisi ekonomi, lebaran juga merupakan sebuah perputaran uang yang luar biasa besar. Para pemudik membawa uang yang telah ditabung selama setahun ke kampung halaman. Para pedagang dan pengelola transportasi mengalami peningkatan omzet sampai beberapa kali lipat. Pemerintah dan masyarakat pun mendapatkan pemasukan dari sektor pariwisata dan jasa.

Dalam merayakan idul fitri, syariat Islam tidak mengajarkan bahwa idul fitri harus identik dengan segala sesuatu yang baru, makanan dan minuman yang kadang-kadang bisa dibilang berlebihan. Berkaitan dengan pakaian pada saat idul fitri, Rasulullah hanya memerintah untuk menggunakan pakaian terbaik yang dimiliki. Terbaik bukan berarti harus baru. Hal inilah yang kadang-kadang disalah artikan oleh sebagian besar umat Islam. Demi memenuhi kebutuhan lebaran, kita rela menguras habis tabungan kita, rela menggadaikan barang, pinjam sana-sini, atau bahkan melakukan tindakan kriminal demi mendapatkan uang untuk kebutuhan lebaran.

Memanglah tidak salah jika kita membeli pakaian dan makanan untuk persiapan lebaran dan membagikannya kepada yang lain, jika kita mampu. Tetapi yang menjadi masalah adalah ketika kita memaksakan diri dengan dalih apapun dalam memenuhi berbagai kebutuhan lebaran tersebut karena hal tersebut telah keluar dari makna idul fitri.

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh dengan puasanya.” Dalam hadist lain, beliau juga bersabda: “Banyak orang yang berpuasa, tapi dia tidak mendapatkan apa-apa selain haus dan lapar” dan selama kita berpuasa kita tidak boleh meladeni orang yang mengajak bertengkar atau berkelahi dengan mengatakan “saya sedang berpuasa”. Itulah hakikat dari puasa, yaitu pengendalian hawa nafsu dan orang-orang yang menahan hawa nafsu-lah yang layak merayakan idul fitri sebagai hari kemenangan.

Mari kita jadikan lebaran sebagai hari kemenangan dan kita isi dengan kesederhaan dan yang tak kalah penting adalah dengan peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan, jangan jadikan lebaran sebagai beban karena makna lebaran bukanlah pakaian baru atau makanan yang lezat, tetapi kita kembali kepada fitrah dan menjadi seseorang yang “baru” setelah menempa diri selama bulan Ramadhan.


Inilah Kiat Mendidik Anak Yang Baik dan Cerdas

On Kamis, April 30, 2015

Mendidik Anak Yang Baik Dan cerdas

Sahabat Abdima,
Anak merupakan aset di masa depan. Anaklah yang akan meneruskan keturunan dari keluarga kita. Jika kita tidak memperhatikan cara mendidik anak kita, suatu saat anak kita bukannya menjadi aset yang mengharumkan nama orang tuanya malah menjadi aib bagi keluarga.

Berikut beberapa kiat dalam mendidik anak yang baik dan cerdas :

1. Berikan Teladan
Anak-anak adalah pembelajar yang baik karena pada saat itu mereka sangat penuh dengan rasa ingin tahu. Mereka terlahir kedunia ini ibarat kertas yang putih dan bersih, tinggal orang tua dan lingkungannya yang akan menentukan apakah kelak dia akan mengisi kertas yang putih itu dengan gambar yang baik atau justru sebaliknya. Anak-anak belajar dengan cara melihat dan mendengar. Maka sebagai orang tua kita harus bisa meneladankan perilaku dan perkataan yang baik dan benar di hadapan anak-anak kita.

2. Berikan Pengertian
Cara mendidik anak berikutnya yaitu mulai dari kecil orang tua harus memberikan pengertian - pengertian yang baik tentang kehidupan. Pengertian ini bisa dikatakan adalah teori- teori kehidupan yang baik yang akan berguna untuk kesuksesan anak di masa depan. Contoh pengertian tentang kejujuran, tentang kedisiplinan, tentang integritas, tentang menolong sesama, peduli lingkungan, bekerja keras dan lain-lain.

Dengan pengertian-pengertian hidup yang baik maka anak kita akan lebih cepat dewasa. Dewasa yaitu bisa menentukan mana yang baik dan mana yang tidak. Untuk memberikan pengertian ini berarti orang tua harus menambah ilmu-ilmu tentang pengertian hidup yang baik, itu tandanya sebagai orang tua pun tidak ada kata untuk berhenti belajar.

3. Berikan Penderitaan Artificial
Fakta membuktikan bahwa banyak sekali orang yang sekarang sukses dahulunya adalah seorang anak yang lahir dari keluarga tidak mampu atau keluarga biasa-biasa saja. Hal ini ternyata anak-anak yang lahir dari keluarga tidak mampu mereka dipaksa untuk bekerja keras dan merasakan penderitaan dibandingkan dengan anak orang kaya.

Penderitaan yang dialami waktu kecil itu akan membangkitkan mental anak-anak yang berguna untuk masa depan mereka.Penderitaan artificial bukan berarti anak disiksa untuk menderita, tapi anak dikondisikan serba terbatas dan ada syarat untuk menginginkan sesuatu.

4. Dorong anak untuk berani mencoba sesuatu
Seorang anak adalah pembelajar yang hebat, dan mereka dilahirkan dengan tidak ada rasa takut. Rasa takut itu mulai muncul ketika lingkungan mulai memasukkan virus-virus ketakutan dengan kata-kata, “Jangan, Tidak boleh, Awas”. Sebagai orang tua harus memperhatikan keberanian anak, jika anak kita mulai menjadi orang yang tidak berani, pemalu, tidak percaya diri, maka kita harus mendorong dan memotivasi mereka untuk berani dan percaya diri.

Demikian artikel sederhana mengenai Kiat Mendidik Anak Yang Baik dan Cerdas yang kami baca dari Majalah Sejahtera, semoga ada manfaatnya._Abdima

Pengertian, Sejarah, Dan Hikmah Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW

On Jumat, Mei 23, 2014

Seringkali di kalangan masyarakat kita, dalam mendefinisikan Isra dan Mi’raj, mereka menggabungkan antara Isra dan Mi’raj menjadi satu peristiwa yang sama. Padahal sebenarnya Isra dan Mi’raj merupakan dua peristiwa yang berbeda. Dan untuk mempelajari hal tersebut, pada kesempatan ini mari bersama-sama mengkaji Pengertian Isra dan Mi’raj, Sejarah Isra Mi’raj Nabi muhammad SAW serta hikmah dari perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW.

Pengertian Isra' MI'raj 
Isra Mi’raj merupakan dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.

Isra' Mi'raj

Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Menurut Al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut Al-Allamah Al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi pada malam tanggal 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang umum atau populer. Namun demikian, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah radhiyallahu anha meninggal pada bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Mi’raj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak dapat diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mi’raj.

Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam “diberangkatkan” oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi’raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.

Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.

Sejarah / Kisah Perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
Perjalanan dimulai Rasulullah mengendarai buraq bersama Jibril.
Jibril berkata :
“turunlah dan kerjakan shalat”.
Rasulullahpun turun. Jibril berkata :
“dimanakah engkau sekarang ?”
“tidak tahu”, kata Rasul.
“Engkau berada di Madinah, disanalah engkau akan berhijrah “, kata Jibril.

Perjalanan dilanjutkan ke Syajar Musa (Masyan) tempat penghentian Nabi Musa ketika lari dari Mesir, kemudian kembali ke Tunisia tempat Nabi Musa menerima wahyu, lalu ke Baitullhmi (Betlehem) tempat kelahiran Nabi Isa AS, dan diteruskan ke Masjidil Aqsha di Yerussalem sebagai kiblat nabi-nabi terdahulu.

Jibril menurunkan Rasulullah dan menambatkan kendaraannya. Setelah Rasul memasuki masjid ternyata telah menunggu Para Nabi dan Rasul. 
Rasul bertanya : “Siapakah mereka ?”
“Saudaramu para Nabi dan Rasul”.

Kemudian Jibril membimbing Rasul kesebuah batu besar, tiba-tiba Rasul melihat tangga yang sangat indah, pangkalnya di Maqdis dan ujungnya menyentuh langit. Kemudian Rasulullah bersama Jibril naik tangga itu menuju kelangit tujuh dan ke Sidratul Muntaha.

“Dan sesungguhnya nabi Muhammad telah melihatJibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, yaitu di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratull Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dariyang dilihatnya itu dan tidakpula melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm : 13 – 18).

Selanjutnya Rasulullah melanjutkan perjalanan menghadap Allah tanpa ditemani Jibril Rasulullah membaca yang artinya : “Segala penghormatan adalah milik Allah, segala Rahmat dan kebaikan“.
Allah berfirman yang artinya: “Keselamatan bagimu wahai seorang nabi, Rahmat dan berkahnya“.
Rasul membaca lagi yang artinya: “Keselamatan semoga bagi kami dan hamba-hamba Allah yang sholeh. Rasulullah dan ummatnya menerima perintah ibadah shalat“.

Berfirman Allah SWT : “Hai Muhammad Aku mengambilmu sebagai kekasih sebagaimana Aku telah mengambil Ibrahim sebagai kesayanagan dan Akupun memberi firman kepadamu seperti firman kepada Musa Akupun menjadikan ummatmu sebagai umat yang terbaik yang pernah dikeluarkan pada manusia, dan Akupun menjadikan mereka sebagai umat wasath (adil dan pilihan), Maka ambillah apa yang aku berikan kepadamu dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur“.
“Kembalilah kepada umatmu dan sampaikanlah kepada mereka dari Ku”.
Kemudian Rasul turun ke Sidratul Muntaha.

Jibril berkata : “Allah telah memberikan kehormatan kepadamu dengan penghormatan yang tidak pernah diberikan kepada seorangpun dari makhluk Nya baik malaikat yang terdekat maupun nabi yang diutus. Dan Dia telah membuatmu sampai suatu kedudukan yang tak seorangpun dari penghuni langit maupun penghuni bumi dapat mencapainya. Berbahagialah engkau dengan penghormatan yang diberikan Allah kepadamu berupa kedudukan tinggi dan kemuliaan yang tiada bandingnya. Ambillah kedudukan tersebut dengan bersyukur kepadanya karena Allah Tuhan pemberi nikmat yang menyukai orang-orang yang bersyukur”.
Lalu Rasul memuji Allah atas semua itu.

Kemudian Jibril berkata : “Berangkatlah ke surga agar aku perlihatkan kepadamu apa yang menjadi milikmu disana sehingga engkau lebih zuhud disamping zuhudmu yang telah ada, dan sampai lah disurga dengan Allah SWT. Tidak ada sebuah tempat pun aku biarkan terlewatkan”. Rasul melihat gedung-gedung dari intan mutiara dan sejenisnya, Rasul juga melihat pohon-pohon dari emas. Rasul melihat disurga apa yang mata belum pernah melihat, telingan belum pernah mendengar dan tidak terlintas dihati manusia semuanya masih kosong dan disediakan hanya pemiliknya dari kekasih Allah ini yang dapat melihatnya. Semua itu membuat Rasul kagum untuk seperti inilah mestinya manusia beramal. Kemudian Rasul diperlihatkan neraka sehingga rasul dapat melihat belenggu-belenggu dan rantai-rantainya selanjutnya Rasulullah turun ke bumi dan kembali ke masjidil haram menjelang subuh.

Mendapat Mandat Shalat 5 waktu
Agaknya yang lebih wajar dan penting untuk dipertanyakan, bukannya bagaimana Isra’ Mi’raj, tetapi mengapa Isra’ Mi’raj terjadi ? Jawaban pertanyaan ini sebagaimana kita lihat pada ayat 78 surat al-lsra’, Mi’raj itu untuk menerima mandat melaksanakan shalat Lima waktu. Jadi, shalat inilah yang menjadi inti peristiwa Isra’Mi’raj tersebut.

Shalat merupakan media untuk mencapai kesalehan spiritual individual hubungannya dengan Allah. Shalat juga menjadi sarana untuk menjadi keseimbangan tatanan masyarakat yang egaliter, beradab, dan penuh kedamaian. Makanya tidak berlebihan apabila Alexis Carrel menyatakan : “Apabila pengabdian, sholat dan do’a yang tulus kepada Sang Maha pencipta disingkirkan dari tengah kehidupan bermasyarakat, hal itu berarti kita telah menandatangani kontrak bagi kehancuran masyarakat tersebut“. Perlu diketahui bahwa A. Carrel bukanlah orang yang memiliki latar belakang pendidikan agama, tetapi dia adalah seorang dokter dan pakar Humaniora yang telah dua kali menerima nobel atas hasil penelitiannya terhadap jantung burung gereja dan pencangkokannya. Tanpa pendapat Carrel pun, Al – Qur’an 15 abad yang lalu telah menyatakan bahwa shalat yang dilakukan dengan khusu’ akan bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar, sehingga tercipta tatanan masyarakat yang harmonis, egaliter, dan beretika.

Hikmah Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW
Perintah sholat dalam perjalanan isra dan mi’raj Nabi Muhammad SAW, kemudian menjadi ibadah wajib bagi setiap umat Islam dan memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan ibadah-ibadah wajib lainnya. Sehingga, dalam konteks spiritual-imaniah maupun perspektif rasional-ilmiah, Isra’ Mi’raj merupakan kajian yang tak kunjung kering inspirasi dan hikmahnya bagi kehidupan umat beragama (Islam).

Bersandar pada alasan inilah, Imam Al-Qusyairi yang lahir pada 376 Hijriyah, melalui buku yang berjudul asli ‘Kitab al-Mikraj’ ini, berupaya memberikan peta yang cukup komprehensif seputar kisah dan hikmah dari perjalanan agung Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, beserta telaahnya. Dengan menggunakan sumber primer, berupa ayat-ayat Al-Quran dan hadist-hadits shahih, Imam al-Qusyairi dengan cukup gamblang menuturkan peristiwa fenomenal yang dialami Nabi itu dengan runtut.

Selain itu, buku ini juga mencoba mengajak pembaca untuk menyimak dengan begitu detail dan mendalam kisah sakral Rasulullah SAW, serta rahasia di balik peristiwa luar biasa ini, termasuk mengenai mengapa mikraj di malam hari? Mengapa harus menembus langit? Apakah Allah berada di atas? Mukjizatkah mikraj itu hingga tak bisa dialami orang lain? Ataukah ia semacam wisata ruhani Rasulullah yang patut kita teladani?

Lalu Bagaimana dengan mi'raj para Nabi yang lain dan para wali? Bagaimana dengan mi'raj kita sebagai muslim? Serta apa hikmahnya bagi kehidupan kita? Semua dibahas secara gamblang dalam buku tersebut.

Dalam pengertiannya, Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan suci, dan bukan sekadar perjalanan “wisata” biasa bagi Rasul. Sehingga peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah yang akan menjadi titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW. John Renerd dalam buku ”In the Footsteps of Muhammad: Understanding the Islamic Experience,” seperti pernah dikutip Azyumardi Azra, mengatakan bahwa Isra Mi’raj adalah satu dari tiga perjalanan terpenting dalam sejarah hidup Rasulullah SAW, selain perjalanan hijrah dan Haji Wada. Isra Mi’raj, menurutnya, benar-benar merupakan perjalanan heroik dalam menempuh kesempurnaan dunia spiritual.

Jika perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah pada 662 M menjadi permulaan dari sejarah kaum Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas kota suci Mekah, maka Isra Mi’raj menjadi puncak perjalanan seorang hamba (al-abd) menuju sang pencipta (al-Khalik). Isra Mi’raj adalah perjalanan menuju kesempurnaan ruhani (insan kamil). Sehingga, perjalanan ini menurut para sufi, adalah perjalanan meninggalkan bumi yang rendah menuju langit yang tinggi.

Inilah perjalanan yang amat didambakan setiap pengamal tasawuf. Sedangkan menurut Dr Jalaluddin Rakhmat, salah satu momen penting dari peristiwa Isra Mi’raj yakni ketika Rasulullah SAW “berjumpa” dengan Allah SWT. Ketika itu, dengan penuh hormat Rasul berkata, “Attahiyatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibatulillah”; “Segala penghormatan, kemuliaan, dan keagungan hanyalah milik Allah saja”. Allah SWT pun berfirman, “Assalamu’alaika ayyuhan nabiyu warahmatullahi wabarakaatuh”.

Mendengar percakapan ini, para malaikat serentak mengumandangkan dua kalimah syahadat. Maka, dari ungkapan bersejarah inilah kemudian bacaan ini diabadikan sebagai bagian dari bacaan shalat.

Selain itu, Seyyed Hossein Nasr dalam buku ‘Muhammad Kekasih Allah’ (1993) mengungkapkan bahwa pengalaman ruhani yang dialami Rasulullah SAW saat Mi’raj mencerminkan hakikat spiritual dari shalat yang di jalankan umat islam sehari-hari. Dalam artian bahwa shalat adalah mi’raj-nya orang-orang beriman. Sehingga jika kita tarik benang merahnya, ada beberapa urutan dalam perjalanan Rasulullah SAW ini.
  • Pertama, adanya penderitaan dalam perjuangan yang disikapi dengan kesabaran yang dalam.
  • Kedua, kesabaran yang berbuah balasan dari Allah berupa perjalanan Isra Mi’raj dan perintah shalat.
  • Ketiga, shalat menjadi senjata bagi Rasulullah SAW dan kaum Muslimin untuk bangkit dan merebut kemenangan.
Ketiga hal diatas telah terangkum dengan sangat indah dalam salah satu ayat Al-Quran, yang berbunyi “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”

Mengacu pada berbagai aspek diatas, buku setebal 178 halaman ini setidaknya sangat menarik, karena selain memberikan bingkai yang cukup lengkap tentang peristiwa Isra’ mikraj Nabi saw, tetapi juga memuat mi’rajnya beberapa Nabi yang lain serta beberapa wali. Kemudian kelebihan lain dalam buku ini adalah dipaparkan juga mengenai kisah Mikrajnya Abu Yazid al-Bisthami. Mikraj bagi ulama kenamaan ini merupakan rujukan bagi kondisi, kedudukan, dan perjalanan ruhaninya menuju Allah.

Ia menggambarkan rambu-rambu jalan menuju Allah, kejujuran dan ketulusan niat menempuh perjalanan spiritual, serta keharusan melepaskan diri dari segala sesuatu selain Allah. Maka, sampai pada satu kesimpulan, bahwa jika perjalanan hijrah menjadi permulaan dari sejarah kaum Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas kota suci Mekah, maka Isra Mi’raj menjadi “puncak” perjalanan seorang hamba menuju kesempurnaan ruhani.
Sumber : www.id.wikipedia.org, www.mimbarjumat.com, www.nu.or.id

Demikian artikel mengenai Pengertian, Sejarah, Dan Hikmah Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, semoga ada manfaatnya.(Abdi Madrasah)

Mencari Pemimpin Seperti Nabi Muhammad

On Selasa, Januari 14, 2014

Oleh : Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag
(Kasubdit Binsyar dan Hisab Rukyat Kemenag RI dan Pengasuh Pesantren Mahasiswa Daarun Najaah Semarang)

Berdasarkan catatan sejarah versi manapun telah terungkap bahwa kelahiran (nabi) Muhammad-lah yang membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban dunia (yahdi minadldlulumat ilannur). Raymond Lerouge dalam Lavie De Mohomet, mengakui bahwa Muhammad adalah promotor Revolusi Sosial dan Revolusi Internasional yang membawa nilai-nilai keadilan dan nilai-nilai persaudaraan. Thomas Carlyle dalam On Heroes, Hero, Worship and the Heros in History, mengakui bahwa Muhammad sebagai pahlawan sejarah nilai-nilai kemanusiaan (humanis). Bahkan Annie Besant dalam The Life and Teachings of Muhammad, meyakini bahwa Muhammad adalah salah seorang nabi terbesar dari sang Pencipta.

Karena itu, pada Maulud Nabi Muhammad sekarang ini, sebagai umat Muhammad, kiranya tidak berlebihan ketika menguak kesejarahan Muhammad dan perjuangannya. Apalagi sekarang ini memasuki tahun politik nasional kita untuk memilih Wakil Rakyat (DPRD – DPR - DPD) dan memilih Presiden – Wakil Presiden, sehingga kiranya sangat besar manfaatnya sebagai bahan rakyat untuk menentukan pilihannya dalam pemilihan nantinya.

Sosok Muhammad

Semenjak lahir Muhammad sudah mengalami sebuah akumulasi keprihatinan sebagai awal perjuangannya baik lahir maupun bathin. Akumulasi keprihatinan tersebut nampak dari kondisi Arab yang memang benar-benar jahiliyyah yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan (humanitas). Di samping adanya cobaan-cobaan bertubi-tubi yang menimpa Muhammad yang dirasakan semenjak kelahirannya.

Namun dengan bekal akhlakul karimah (moral philosophy of life) yang menjadi konsideran pengangkatan kenabiannya (baca surat al-Qalam:4) dan kesabaran (patience and tolerance) serta dengan bekal nilai-nilai ideal semacam kejujuran dan keadilan yang mengintegritas pada kepribadian Muhammad yang mendapat julukan “Al-Amin”, Muhammad sebagai pemimpin umat (pada waktu itu) terbukti berhasil melakukan reformasi social moralitas masyarakatnya yang sudah berada diambang kehancuran.

Melalui pergumulan panjang dan perjuangan keras yang terencana dan sistematis dengan berdasarkan pilihan strategi yang humanis, Muhammad berhasil memulai membentuk masyakarat social ( social framework ) yang reformis. Peristiwa ini bermula ketika Muhammad melakukan perjalanan hijrah bersama Abu Bakar dari Makah yang tidak langsung masuk kota Madinah, namun berhenti sejenak di Quba dan mendirikan masjid. Di saat inilah Muhammad menyatukan golongan Anshar dan Muhajirrin, yang merupakan embrio kemunculan bentuk masyarakat madani. Kemudian sesampai di Madinah, social framework yang reformis tersebut dikembangluaskan dengan langkah awal membangun masjid yang sekarang disebut masjid Nabawi, Muhammad membentuk umat baru di kota Madinah yakni sebuah komunitas dalam wujud masyarakat egaliter yang berpegang pada ajaran akhlakul karimah (moral philosophy of life) dalam masyarakat muslim yang terbuka, masyarakat madani yang memandang jauh ke alam universal, alam yang melahirkan persaudaraan umat manusia atas dasar persamaan dan kesederajatan yang telah menjadi dasar ajaran tauhid dan kemanusiaan (humanitas).

Pada bagian yang lain, dalam menyikapi golongan yang berbeda keyakinan termasuk golongan Yahudi, dibuat perjanjian tersendiri sebagai sesama manusia (ukhuwah basariyyah) yang dikenal dengan “Piagam Madinah” ( Mitsaqul Madinah ). Inilah yang dikenal dengan format masyarakat Madani. Meminjam istilah W. Montgomery Waat, keberhasilan Muhammad mendirikan komunitas di Madinah sebenarnya merupakan peletakan dasar-dasar “Negara Modern” yang sekarang ini digembar-gemborkan sebagai realitas masyarakat yang paling demokratis.

Di antara bukti reformasi social yang Muhammad lakukan adalah Muhammad menikahkan Zaid (bekas budak yang dijadikan anak angkatnya) dengan Zainab (perempuan Quraisy yang masih anggota keluarganya sendiri) dalam sebuah ikatan perkawinan yang sama sekali baru. Ini sebuah reformasi social yang benar-benar mencungkirbalikkan tradisi aristokrasi (kebangsawanan) yang telah berjalan berabad-abad, dan mampu menggoyahkan apa yang disebut gengsi dan harga diri kekabilahan yang sepanjang perjalanan sejarah masyarakat Quraisy bahkan sepanjang sejarah umat manusia pada waktu itu, belum pernah terjadi.

Mencari Pemimpin Seperti Nabi Muhammad

Memang Muhammad adalah sosok yang ideal menjadi suri tauladan – panutan dalam berperilaku ( uswah hasanah ). Karena memang pada diri Muhammad terdapat sifat-sifat ideal yang seharusnya dimiliki oleh kita sebagai khalifah fi al-ardi. Sebagaimana dalam kitab “Min Akhlaq al-Rasul” , Abdul Muhsin bin Hamid al-Ubbad menyebutkan paling tidak ada enam sifat utama yang membawa keberhasilan Muhammad. Keenam sifat itu adalah sifat rahmah – rifqun syafaqah (kasih sayang dan santun), tawadhu (rendah hati), jud (murah hati), afwan – hilm (pemaaf - lapang dada), nashihah (memberi nasehat) dan qawi – syaja’ah (tegas – berani).

Di samping itu kepemimpinan Muhammad juga didasari pada empat sifat kenabian. Pertama adalah ash-shidqu - kejujuran. Dalam memimpin Muhammad dengan mengedepankan kejujuran, menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan. Kedua adalah al-amanah – dapat dipercaya. Dengan al-amanah inilah Muhammad terbukti dapat menaruh kepercayaan perdamaian dalam “Piagam Madinah” termasuk dengan kaum Nasrani waktu itu. Ketiga adalah al-fathonah - kadar intelegensi yang tinggi – kecerdasan terutama sebagai visioner. Keempat adalah al-tabligh – menyampaikan secara jujur dengan menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran, walaupun dalam hal yang pahit sekalipun baginya (Qul al-haqqa walau kana murran). Salah satu bukti perilaku Muhammad dalam menegakkan keadilan adalah sebagaimana tercermin dalam hadisnya : “Seandainya anakku Fatimah mencuri, maka aku sendiri yang akan memotong tangannya”.

Jika ditelusuri, sifat-sfiat tersebut menurut pakar ledearship, dapat diringkas dalam tiga criteria yang harus dimiliki oleh pemimpin yang ideal. Pertama, mempunyai integritas yang tinggi yang menyangkut kejujuran (ash-shidqu), keberanian bersikap (asy-syuja’ah) dan hidup sederhana. Kedua, mempunyai kapabilitas yang mnyangkut kecerdasan (al-fathanah), wawasan yang luas dan mampu melimpahkan wewenang secara baik. Kemudian ketiga, mempunyai akseptabilitas (dukungan massa) yang berarti menyangkut bobot amanat dan kepercayaan masyarakat.

Oleh karena itu bagi bangsa kita Indonesia yang sudah cukup lama berupaya untuk me”reformasi social diri” namun masih mengalami anomi, kiranya sangat membutuhkan pemimpin yang benar-benar meneladani kepemimpinan Muhammad sebagai tokoh Reformasi Sejati, kiranya insya Allah tidak sulit bagi kita bangsa Indonesia untuk segera keluar dari lilitan krisis multideminsional yang sekarang ini masih menimpa bangsa kita untuk menuju negara yang ber”masyarakat madani” ( al-mujtama al-madani – civil society ). Semoga nanti wakil rakyat ( DPRD – DPR – DPD) dan Presiden dan wakil Presiden yang terpilih benar-benar bisa seperti Muhammad, amin. Wallahu a’lam bishshawab.
Sumber : Kemenag

Demikian artikel mengenai Mencari Pemimpin Seperti Nabi Muhammad, semoga bermanfaat (Abdi Madrasah)

Marhaban Ya Ramadhan, Inilah Keutamaan Bulan Ramadhan

On Rabu, Juli 10, 2013


Sahabat Abdima,
Diibaratkan seorang petani mempunyai 12 (dua belas) bidang tanah, dari hasil penelitian ahli pertanian tanah petani bidang yang ke 9 (sembilan) sangat subur sekali, kalau dibandingkan dengan bidang tanah-tanah yang lain.Jika petani menanami tanah bidang 9 dia akan memperoleh hasil yang sangat berlipat ganda,maka kalau petani itu tidak mau mengolah tanah pada bidang yang nomor sembilan,atau dia tidak rajin menanami bidang tanah yang subur ini secara optimal, tentu petani itu seorang yang bodoh, seorang yang membuang kesempatan untuk mendapat keuntungan yang berlipat ganda.


Marhaban Ya Ramadhan, Inilah Keutamaan Bulan Ramadhan

Begitu juga kita umat Islam yang mempunyai 12 (dua belas) bulan, mulai dari bulan Muharam – Safar – Rabiul awal – Rabiul tsani – Jumadil awal – Jumadil tsani – Rajab – Sha`ban – Ramadhan(bulan ke 9) – Syawwal – Zulqo`idah – Zulhijah. Bulan yang kesembilan (Ramadhan) adalah bulan yang sangat utama, bulan penghulu segala bulan, Hadis nabi “Bulan yang paling utama adalah bulan Ramadhan, dan hari yang utama adalah hari Jumat.

Selanjutnya nabi bersabda” Ramadhan telah datang kepada kalian, bulan yang penuh berkah, pada bulan itu Allah swt memberikan naungan-Nya kepada kalian. Dia turunkan rahmat-Nya, Dia hapuskan kesalahan-kesalahan (dosa-dosa), dan dia kabulkan do`a, pada bulan itu Allah swt akan melihat kalian berpacu melakukan kebaikan. Para malaikat berbangga dengan kalian, dan perlihatkanlah kebaikan diri kalian kepada Allah. Sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang pada bulan itu tidak mendapat Rahmat Allah swt”. (Riwayat Ath-Thabrani)

Diantara keutamaan bulan Ramadhan adalah :

- Bulan Tarbiyah untuk mencapai taqwa

“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (Alquran- surat Al Baqarah ayat 183).

- Bulan diturunkannya Alqur`an

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alqur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk-petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)......(Alqur`an – surat Al Baqarah ayat 185).

- Bulan ampunan dosa

Barang siapa yang melakukan ibadah di malam hari bulan Ramadhan, karena iman dan mengharapkan ridha Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni. (Muttafaqun `alaih).

- Bulan dilipat gandakannya amal sholeh

Khutbah Rasululah saw pada akhir bulan Sa`ban “Hai manusia, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah telah menaung. Bulan yang didalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang padanya Allah mewajibkan berpuasa. Qiyamullail disunnahkan. Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan suatu kewajiban padabulan itu,nilainya sama dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan (Hadis- riwayat Bukhori-Muslim).

- Bulan Ramadhan adalah bulan sabar, sabar itu balasannya syurga.

- Bulan Ramadhan bulan ditambahkannya rizqi orang mukmin

Barangsiapa yang memberikan untuk berbuka kepada seorang yang berpuasa, balasannya adalah ampunan terhadap dosa-dosanya, dirinya dibebaskan dari neraka, dan dia mendapat pahala sebesar pahala yang didapat orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang tersebut.

- Bulan Ramadhan awalnya rahmat, tengahnya ampunan dan ahirnya pembebasan dari neraka.

“Apabila masuk bulan Ramadhan dibuka pintu rahmat (kasih sayang) dan ditutup pintu jahanam dan setan-setan dibelenggu (Hadis riwayat Ahmad), 

Oleh karena itu mari kita mendirikan bulan Ramadhan dengan segala amaliah penuh keimanan dan ikhlas mencari ridho Allah. Jangan kita lewatkan momentum bulan yang kesembilan ini yang penuh rahmat, berkah, pahala dan ampunan.

Demikian info mengenai Keutamaan Bulan Ramadhan, semoga ada manfaatnya.(Abdi Madrasah)

Puasa Tahun ini Diperkirakan Tak Bersamaan, Tapi Lebaran Serentak

On Senin, Juli 08, 2013


Umat Islam di Tanah Air diperkirakan tidak akan menjalani awal puasa Ramadhan tahun ini secara serempak. Namun lain halnya dengan lebaran atau perayaan Idul Fitri 1434 Hijriah.

Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ichwan Syam menyatakan, umat Islam Tanah Air kemungkinan akan merayakan Hari Raya Idul Fitri secara bersama-sama alias tidak ada perbedaan. 

”Puasa mungkin berbeda tapi kalau Idul Fitrinya peluangnya bersama-sama,” ujar Ichwan, Minggu (7/7). 

Namun jelas Ichwan, umat Islam seyogianya tidak mempersoalkan apabila terjadi perbedaan. Seperti halnya dalam penentuan awal puasa. Mengingat sambung dia, adanya perbedaan pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

”Tidak usah dimasalahkan (perbedaan).

Terlebih umat Islam Indonesia diyakini sudah cukup dewasa dalam menyikapi perbedaan tersebut. Ichwan menambahkan, terkait penentuan awal puasa sendiri, MUI akan turut serta dalam sidang Itsbat yang digelar Kementerian Agama (Kemenag).

Sebagaimana diketahui, potensi perbedaan dalam menjalani awal puasa kembali mengemuka. Pasalnya PP Muhammadiyah, salah satu Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Islam terbesar di Indonesia telah menetapkan tanggal 1 Ramadhan atau awal puasa pada Selasa (9/7) mendatang. Sementara mencuat kabar, Kemenag menjatuhkan keputusan tentang tanggal 1 Ramadhan pada Rabu (10/7). Namun menurut Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat ( Dirjen Bimas) Islam Kemenag, Abdul Djamil, penentuan tanggal 1 Ramadhan baru akan ditentukan pada sidang Istbat Pada hari ini, Senin, 8 Juli 2013.


Mengapa Kita Mesti Tahu Madrasah?

On Selasa, April 09, 2013


Tawuran antar pelajar di Indonesia seolah-olah telah menjadi tradisi dan kebanggaan siswa para penerus bangsa ini. saya sendiri ngeri kadang-kadang melihatnya, padahal tawuran begitu banyak merugikan masyarakat apalagi jika terjadi di jalan raya, bisa kita bayangkan sendiri dampak yang dihasilkan.

Pelajar sesungguhnya menjadi tumpuan masa depan bangsa kita yang besar ini. Jika mereka menjadi generasi tawuran, maka apa jadinya negeri ini ?

Tawuran antara pelajar saya yakini sebagai sebuah efek, dampak dari sebuah proses yang kurang tepat, terutama proses pendidikan (baik pendidikan di sekolah maupun di masyarakat). Dalam pandangan penulis, ada beberapa akar yang melatar belakangi social problem pada pelajar ini, antara lain :

Pertama, sekolah sebagai tempat belajar, berkomunikasi dan tempat untuk pendidikan saat ini masih menjadi semacam tempat rutinitas, tempat bertemunya siswa dengan seragam dan simbol-simbol yang bersifat kurang esensial.

Kedua, Guru (sebagian besar masih menganggap bahwa sekolah adalah tempat untuk mengajar siswa, bukan sebagai wadah untuk melakukan proses perubahan, proses mendidik dan proses pembimbingan). Setelah mengajar, guru menganggap telah lepas tanggungjawab, tanpa ada upaya yang lebih hakiki.

Ketiga, sekolah sering mengukur keberhasilan siswa hanya an sich dengan nilai-nilai mata pelajaran. Sikap, akhlak dan anggah-ungguh siswa dianggap sebagai sesuatu yang kurang penting bahkan tidak penting. Ukurannya nilai angka, bukan nilai kemanusiaan. Lalu apa hakikat pendidikan?

Pendidikan (sebagaimana telah kita mafhumi bersama) adalah upaya sadar dalam mencetak generasi manusia yang paripurna baik sifat, sikap maupun akhlak. Pendidikan bukan sekedar mencari ijazah belaka, pendidikan bukan menciptakan insan sombong yang bangga dengan nilai angka padahal minus akhlak atau tatakrama. Akhlak kepada orang tua, kepada guru, tetangga dan yang lebih hakiki pada masyarakat secara luas.

Jadi, apa bedanya siswa yang sering tawuran dengan mereka yang tidak berpendidikan?

Madrasah ....
Saya melihat lembaga ini masih memberi harapan besar bagi (paling tidak) pembibitan insan-insan, generasi muda yang memiliki akhlak, sikap dan sifat antar sesama. Jarang saya lihat siswa madrasah yang ikut tawuran, apalagi melakukan tindak kriminal. ini fakta, maka bagi saya prestasi akademik (nilia ujian yang tinggi misalnya) penitng, tapi karakter akhlak siswa lebih penting. Dan madrasah menurut pandangan saya menjadi tempat pendidikan yang pas dalam kontek kekinian, dimana manusia kian meng-alineasi antar sesama, persisivisme kian menjadi-jadi bahkan "memakan" antar sesama.
*) Penulis : Mujahid Barmawi.

Demikian artikel mengenai Mengapa Kita Mesti Tahu Madrasah ? semoga ada manfaatnya.(Abdi Madrasah)

Tingkatan Nilai yang utama dalam bersedekah

On Jumat, Maret 08, 2013

Tingkat keutamaan sedekah
Sedekah, begitu mendengar namanya, orang sudah kenal keutamaannya. Kata sedekah berasal dari As-Shidq, artinya jujur. Seorang muslim yang bersedekah berarti dia membuktikan kejujurannya dalam beragama. Betapa tidak, harta yang merupakan sebagian yang dia cintai dalam hidupnya, harus dia berikan dan relakan ke pihak lain. Karena itulah, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebut sedekah sebagai ‘burhan’ (bukti). Dalam hadist dari Abu Malik Al-Asy’ari, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Shalat adalah cahaya, sedekah merupakan bukti, sabar itu sinar panas, sementara Al-Quran bisa menjadi pembelamu atau sebaliknya, menjadi penuntutmu.” (HR. Muslim)

Banyak sekali hadist yang menyebutkan tentang keutamaan bersedekah, tapi taukah anda bahwa nilai dari bersedekah itu bertingkat-tingkat sesuai keadaan ketika bersedekah. Berikut beberapa keadaan yang menyebabkan sedekah kita nilainya lebih utama dari pada sedekah normal.

Pertama, sedekah secara rahasia
Allah berfirman (yang artinya), “Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu..” (QS. Al-Baqarah: 271).

Kedua, sedekah ketika masih sehat, masih kuat, dan masih punya harapan hidup lebih lama
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sedekah seperti apakah yang paling besar pahalanya?” beliau menjawab, “Engkau bersedekah ketika kamu masih sehat, rakus dengan dunia, takut miskim, dan bercita-cita jadi orang kaya. Jangan tunda sedekah sampai ruh berada di tenggorokan, kemudian kamu mengatakan: ‘Untuk si A sekian, si B sekian, padahal sudah menjadi milik orang lain (melalui warisan).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pada saat sehat, muda, umumnya manusia masih sangat butuh harta, dan cinta harta dan kekayaan. Bersedekah pada kondisi tersebut akan membutuhkan perjuangan yang lebih besar untuk melawan nafsunya, dibandingkan sedekah yang dilakukan oleh orang yang tidak lagi punya harapan banyak dengan kehidupan dunia karena sudah tua.

Ketiga, sedekah yang diberikan setelah menunaikan kewajiban nafkah keluarga
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik sedekah adalah harta sisa selain jatah nafkah keluarga. Mulailah dari orang yang wajib kamu nafkahi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Keempat, sedekah pada saat krisis atau orang yang memiliki sedikit, namun dia berani bersedekah,
Hal ini menunjukkan keseriusan dia dalam beramal, disamping sikap istiqamah yang dia lakukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Satu dirham bisa mengalahkan seratus ribu dirham.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana bisa demikian?”. “Ada orang yang memiliki 2 dirham, kemudian dia sedekahkan satu dirham. Sementara itu ada orang yang memiliki banyak harta, kemudian dia mengambil seratus ribu dirham untuk sedekah.” (HR. An Nasa-i dan dinilai hasan oleh Al Albani).

Kelima, nafkah untuk keluarga
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seseorang yang memberikan nafkah kepada keluarganya dengan mengharap pahala dari Allah maka itu bernilai sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim) Bahkan nafkah keluarga yang diniatkan utk beribadah kepada Allah, nilainya lebih besar dibandingkan yang disumbangkan untuk orang miskin. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada 4 dinar: satu dinar kau berikan ke orang miskin, satu dinar kau sumbangkan untuk pembebasan budak, satu dinar untuk jihad fi sabililllah, dan satu dinar yang kau jadikan nafkah untuk keluarga, yang paling utama adalah satu dinar yang kau nafkahkan untuk keluarga.” (HR. Muslim)

Keenam, sedekah kepada kerabat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sedekah kepada orang miskin nilainya hanya sedekah. Sedekah kepada kerabat nilainya dua: sedekah dan menyambung silaturrahim.” (HR. Ahmad, An Nasa-i, Turmudzi dan Ibnu Majah).

Demikian artikel mengenai Tingkatan Nilai yang utama dalam bersedekah, semoga ada manfaatnya (Abdi Madrasah)

Kedudukan Berbhakti Kepada Kedua Orang Tua

On Senin, Februari 25, 2013

Berbhakti kepada orang tua
Birrul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua adalah hal yang diperintahkan dalam agama. Oleh karena itu bagi seorang muslim, berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua bukan sekedar memenuhi tuntunan norma susila dan norma kesopanan, namun juga memenuhi norma agama, atau dengan kata lain dalam rangka menaati perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, menaati perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya adalah wajib hukumnya.

Dalam agama islam Kedudukan Berbhakti Kepada Kedua Orang Tua memiliki kedudukan yang tinggi. Sehingga berbakti kepada kedua orang tua bukanlah sekedar balas jasa, bukan pula sekedar kepantasan dan kesopanan. Poin poin berikut dapat menggambarkan seberapa pentingnya birrul walidain bagi seorang muslim :

Perintah birrul walidain setelah perintah tauhid
Kita tahu bersama inti dari Islam adalah tauhid, yaitu mempersembahkan segala bentuk ibadah hanya kepada Allah semata. Tauhid adalah yang pertama dan utama bagi seorang muslim. Dan dalam banyak ayat di dalam Al Qur’an, perintah untuk berbakti kepada orang tua disebutkan setelah perintah untuk bertauhid. Sebagaimana pada ayat-ayat yang telah disebutkan. Ini menunjukkan bahwa masalah birrul walidain adalah masalah yang sangat urgen, mendekati pentingnya tauhid bagi seorang muslim.

Lebih utama dari jihad fi sabililah
Sebagaimana hadits Abdullah bin Mas’ud yang telah disebutkan. Juga hadits tentang seorang lelaki yang meminta izin kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk pergi berjihad, beliau bersabda: “Apakah orang tuamu masih hidup?”. Lelaki tadi menjawab: “Iya”. Nabi bersabda: “Kalau begitu datangilah kedunya dan berjihadlah dengan berbakti kepada mereka” (HR. Bukhari dan Muslim). Namun para ulama memberi catatan, ini berlaku bagi jihad yang hukumnya fardhu kifayah.

Pintu surga
Surga memiliki beberapa pintu, dan salah satunya adalah pintu birrul walidain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kedua orang tua itu adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian mau memasukinya maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan memasukinya, silakan sia-siakan orang tua kalian” (HR. Tirmidzi, ia berkata: “hadits ini shahih”)

Ridha Allah sejalan dengan ridha orang tua
Ridha orang tua mendatangkan ridha Allah Ta’ala selama bukan dalam maksiat kepada Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ridha Allah bersama dengan ridha orang tua, murka Allah bersama dengan murka orang tua” (HR. At Tirmidzi. Dinilai hasan oleh Al Albani)

Durhaka kepada orang tua adalah dosa besar
Betapa pentingnya birrul walidain, sampai-sampai durhaka kepada orang tua dianggap sebagai dosa besar di sisi Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah ku kabarkan kepada kalian dosa dosa yang paling besar?” kemudian beliau menyebutkan beberapa hal, salah satunya adalah durhaka kepada orang tua (HR. Bukhari dan Muslim)

Lalai dari birrul walidain, mendapat laknat Allah
Suatu ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya : “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuat (si anak) masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin”.” (HR. Ahmad. Al A’zhami berkata: ‘Sanad hadits ini jayyid‘)

Apa yang harus kita lakukan sebagai bentuk berbhakti kepada kedua Orang tua?

Sesuai namanya, birrul walidain, maka ia mencakup semua hal yang termasuk al birr (kebaikan). Segala bentuk akhlak mulia terhadap orang tua, menjaga mereka, membantu mereka, menolong mereka, membimbing mereka, menasehati mereka jika salah, ini semua termasuk birrul walidain. Namun diantara semua kebaikan, ada beberapa yang lebih ditekankan dalam birrul walidain:

Ta’at dan patuh
Permintaan, perintah, panggilan dan perkataan orang tua hukum asalnya wajib dipatuhi selama dalam perkara yang ma’ruf (tidak melanggar aturan agama).

Bertutur kata yang baik dan lemah lembut
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.  Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (QS. Al Isra: 23)

Tawadhu’
Seorang anak hendaknya merendahkan dirinya dihadapan orang tua, sekalipun ia orang terpandang atau orang yang memiliki kedudukan. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”” (QS. Al Isra: 24)

Memberi nafkah harta bila orang tua miskin
Orang tua hendaknya memiliki penghidupan sendiri dari hasil kerjanya. Namun bila ia miskin, ia memiliki hak dari harta anaknya untuk penghidupannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau dan hartamu adalah miliki ayahmu. Sesungguhnya makanan yang paling baik adalah yang merupakan hasil kerjamu. Dan sesungguhnya harta anak-anakmu juga adalah hasil kerjamu, maka makanlah darinya jangan ragu” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah, dinilai shahih oleh Al Albani). Para ulama menjelaskan hadits ini, bahwa bukan berarti harta anak menjadi milik ayah, namun seorang anak hendaknya tidak keluar dari pendapat ayahnya dalam penggunaan harta (Fiqhut Ta’amul, 130)

Demikian artikel mengenai Kedudukan Berbhakti Kepada Kedua Orang Tua. Semoga menggugah hati kita bahwa selama ini salah satu kunci  surga ada di dekat kita, yaitu orang tua kita sendiri, dan semoga ada manfaatnya (Abdi Madrasah)

Tiga Sikap Kunci Kebahagiaan Hidup

On Jumat, Februari 08, 2013

Kunci Kebahagiaan Hidup
Dalam bukunya yang sangat masyhur yang berjudul “qawaidul arba”, Imam Muhammad bin Sulaiman at-Tamimi mengatakan:
Semoga Allah menjadikan anda termasuk diantara orang yang apabila dia diberi dia bersyukur, apabila diuji, dia bersabar, dan apabila melakukan dosa, dia beristighfar. Karena tiga hal ini merupakan tanda kebahagiaan” (Qowaidul Arba’)

Bersyukur ketika mendapat nikmat
Dengan sikap ini, orang akan tetap mendapatkan tambahan nikmat dan keberkahannya. Sebagaimana janji Allah ta’ala, dalam firman-Nya:
Jika kalian bersyukur maka sungguh Aku akan tambahkan untuk kalian, dan jika kalian kufur, sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih
(QS. Ibrahim: 7)

Hanya saja perlu kita ingat. Sikap ini tidaklah mudah. Kita baru bisa bersyukur, ketika kita merasa bahwa apa yang ada pada diri kita adalah pemberian Allah yang sudah sangat banyak.  Dengan ini, kita tidak akan membandingkan kenikmatan yang ada pada diri kita dengan nikmat yang Allah berikan kepada orang yang lebih ‘sukses’ dari pada kita. Inilah kunci yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :
Lihatlah kepada orang yang (nikmatnya) lebih bawah dari pada kalian. Jangan melihat kepada orang yang (nikmatnya) di atas kalian. Dengan ini, akan lebih memungkinkan, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah pada diri kalian” (HR. Turmudzi dan dinilai shahih oleh al-Albani)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakui bahwa manusia memiliki sifat hasad dan selalu menginginkan nikmat yang Allah berikan kepada orang lain. Dengan sebab ini, orang akan melupakan nikmat yang ada pada dirinya. Karena itu, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengarahkan kepada manusia agar menutup celah timbulnya perasaan ini, dengan membandingkan keadaan dirinya dengan keadaan orang yang lebih rendah kenikmatannya dari pada nikmat yang ada pada dirinya.

Bersabar ketika mendapat ujian
Ujian dan cobaan merupakan salah satu bagian dalam kehidupan manusia. Tidak ada kenikmatan mutlak di alam dunia ini. Sehebat apapun manusia, sekaya apapun dia, kenikmatan yang dia rasakan akan bercampur dengan ujian dan cobaan. Namun, orang yang beriman bisa mengkondisikan keadaan yang sejatinya pahit ini sebagai bagian dari kebahagiaan. Itulah sikap sabar dan mengharap pahala dari Allah ta’ala. Karena itu, semakin besar sikap sabar yang dilakukan, semakin besar pula kebahagiaan yang dia rasakan. Barangkali, inilah diantara rahasia bahwa semakin sempurna keimanan seseorang maka semakin besar pula ujian yang Allah berikan kepadanya. Dinyatakan dalam sebuah hadits, dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Sesungguhnya besarnya pahala sepadan dengan besarnya ujian. Sesungguhnya Allah, apabila mencintai seseorang maka Allah akan mengujinya. Siapa yang ridha (dengan takdir Allah) maka dia akan mendapatkan ridha (Allah). Siapa yang marah (dengan takdir Allah) maka dia akan mendapatkan murka (Allah)” (HR. Turmudzi, Ibnu Majah, dan dinilai hasan shahih oleh al-Albani)

Diantara hikmah Allah memberikan ujian kepada kaum mukminin adalah agar mereka tidak merasa bahwa kehidupan dunia ini sebagai kenikmatan mutlak, sehingga mereka akan senantiasa mengharapkan akhirat.

Memohon ampunan ketika berdosa
Bukanlah sifat orang mukmin yang bertaqwa, sama sekali tidak memiliki dosa. Hamba  beriman yang baik adalah hamba yang ketika melakukan dosa dia segera bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah. Allah berfirman:
(Orang yang bertaqwa) adalah orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka” (QS. Ali Imran: 135)

Dan inilah bagian tabiat manusia yang tidak bisa dihilangkan dari diri mereka. Akan tetapi, yang lebih penting adalah bagaimana seorang mukmin bisa segera bertaubat ketika melakukan dosa. Disebutkan dalam hadits, dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Demi Dzat Yang jiwaku berada di tangan-Nya. Andaikan kalian sama sekali tidak melakukan dosa, Allah akan menghilangkan kalian, kemudian Allah datangkan sekelompok orang yang mereka melakukan perbuatan dosa kemudian bertaubat, lalu Allah mengampuni mereka” (HR. Muslim)

Hal inilah yang dirasakan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Para manusia mulia ini, khawatir, jangan-jangan termasuk orang munafik, ketika mereka merasa lebih bertaqwa pada saat di dekat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi ketika berada di rumah, mereka masih melekat dengan dunia.

Dari Abu Hurairah rahiiallahu ‘anhu, bahwa para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, ketika kami melihat anda, hati kami menjadi lunak, dan kami seolah menjadi penduduk akhirat. Namun ketika kami jauh dari anda, kami menginginkan dunia dan bercanda dengan para istri dan anak” Kemudian beliau bersabda:
Jika kalian setiap saat dalam keadaan sebagaimana ketika kalian berada di dekatku (seolah menjadi penduduk akhirat), niscaya para malaikat akan menyalami kalian dengan telapak tangan mereka dan mengunjungi kalian di rumah kalian. Andai kalian tidak pernah melakukan perbuatan dosa, niscaya Allah akan mendatangkan kaum yang berdosa (kemudian bertaubat) agar Allah mengampuni mereka” (HR. Ahmad, dan dinyatakan oleh Syu’aib al-Arnauth: Shahih dengan beberapa jalurnya). WAllahu a’lam. (Sumber:buletin.muslim.or.id)

Demikian artikel Kunci Kebahagiaan Hidup untuk menambah hasanah keilmuan dan menjadi renungan kita semua, semoga ada manfaatnya.