Siswa Madrasah Berhasil Ciptakan Alat Pembuat Garam Standar SNI

Pada Minggu, September 30, 2018


Sahabat Abdima,
Berawal dari keprihatinan akan adanya informasi pada tahun 2017 yang banyak beredar di berbagai media bahwa Indonesia mengalami kelangkaan garam, sehingga harus impor. Padahal, Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia setelah Hawai. Pembuatan garam oleh petani garam di Indonesia rata-rata masih konvensional sehingga proses pembuatan garam menjadi lama dan hasil yang didapatkan belum memenuhi standar kualitas SNI, ini menjadi salah satu penyebab adanya kelangkaan garam di Indonesia.

Latar belakang ini yang membuat Zaki Zaidan dan Archie Vian Nizam Efendi, siswa MTs Negeri 1 (MTs N 1) Kota Malang memutuskan untuk membuat karya ilmiah berjudul "Celtro-G (Accelerator Salt Processing Technology): Berbasis Geomembran dan Efek Rumah Kaca dengan Teknologi Pemurni Vakum Sebagai Alternatif Teknologi Produksi Garam Konvensional Untuk Produsen Garam Nasional". Di bawah bimbingan Zahratul Mufidah guru pembina KIR MTsN 1 Kota Malang, kedua siswa ini membuat alat CELTRO-G untuk mempercepat pembuatan garam dan menghasilkan produk yang sesuai SNI.

Siswa Madrasah Berhasil Ciptakan Alat Pembuat Garam Standar SNI

Berkat karya ilmiahnya tersebut, dua siswa MTs Negeri 1 (MTs N 1) Kota Malang ini, berhasil menyabet Juara 2 Madrasah Young Researcher Super Camp (MYRES) Tahun 2018 pada kategori bidang sains, matematika dan pengembangan tehnologi. Keberhasilan keduanya terasa makin istimewa, karena kelompok peneliti asal Kota Malang ini menjadi satu-satunya finalis yang masih duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah diantara enam tim finalis pada kategori sains, matematika, dan pengembangan teknologi. Karena lima kelompok lainnya merupakan siswa Madrasah Aliyah.

Sebagaimana kami lansir dari situs resmi Ditjen Pendis kemenag RI, Kedua remaja putra ini berhasil masuk final MYRES 2018 bersama 18 kelompok peneliti lain pada tiga macam kategori bidang. Masing-masing bidang keagamaan, bidang sosial humaniora, serta bidang sains, matematika dan pengembangan teknologi. Masing-masing kategori ilmu diikuti oleh enam kelompok peneliti yang sebelumnya telah lolos seleksi dari sekitar 663 judul penelitian siswa madrasah yang masuk ke panitia.

Kepala MTs N 1 Kota Malang Samsudin, yang turut mendampingi Zaki dan Archie menuturkan hasil karya ilmiah keduanya telah lulus uji laboratorium di beberapa kampus di Kota Malang. "Mudah-mudahan penemuan ini mampu mempercepat pembuatan garam sehingga dapat meningkatkan produktivitas petani garam," tutur Samsudin. 

Ia menambahkan, secara konvensional alat yang digunakan petani garam selama ini hanya efektif digunakan saat musim panas. Sementara dengan alat sederhana yang dihasilkan kedua siswanya ini mampu bertahan pada berbagai macam cuaca.

Hal tersebut dibenarkan Zaki. “Jadi dengan alat ini, pembuatan garam tidak hanya tergantung panas matahari saja. Celtro-G ini bisa digunakan meski tidak saat musim panas karena bisa digunakan didalam ruangan,” tuturnya.

Ia pun menjelaskan agar penguapan air dalam mempercepat proses pembuatan garam efektif, Celtro-G tetap menggunakan sinar matahari dan ditaruh di luar ruangan. "Namun, alat ini tahan terhadap hujan sehingga tetap bisa digunakan di segala musim, termasuk saat musim hujan," jelasnya.

Sementara Archie menuturkan kelebihan Celtro-G dibandingkan alat konvensional. “Kalau produksi garam secara alami konvensional, petani garam kita mampu menghasilkan garam dalam waktu 30 hari. Nah, dengan menggunakan celtro-G, kita mampu menghasilkan garam murni dalam waktu sekitar 7 hingga 10 hari,” terang Archie.

Ke depan, Samsudin berharap alat yang dihasilkan dua peneliti muda bumi Arema ini dapat diproduksi secara massal karena nilai kemanfaatan bagi petani garam. Senada dengan Samsudin, Archie dan Zaki berharap alat yang mereka hasilkan ini dapat dikembangkan lagi sehingga bisa digunakan secara massal oleh petani garam.

“Kami akan mengembangkan alat ini untuk menutupi beberapa kekurangan yang ada, seperti kontrol waktu. Kami akan mencoba merealisasikan ini, kami yakin alat ini bermanfaat karena kebutuhan garam yang terus meningkat seiring jumlah penduduk yang terus bertambah,” ujar Zaki._Madrasah Hebat Bernartabat.

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »